Notification

×

Iklan

Iklan

Cicak VS Buaya Pemikiran Susno Duadji

| Juli 16, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-16T13:43:02Z
Analogi cicak dan buaya muncul saat terjadi perseteruan antara KPK, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan kejaksaan Agung. Kisruh keduanya di latarbelakangi oleh pemberhentian sementara dia pimpinan KPK  ( Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad). Saat itu mereka menangani kasus Anggodo Widjojo dan para rekannya yang telah melakukan upaya penyuapan untuk meloloskan kasus yang menimpa kakaknya, Anggoro Widjojo. 




Kasus ini menjadi semakin besar seperti bola salju karena yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang penting dan petinggi Pemerintahan seperti ketua KPK, kepala Bareskrim, dan petinggi  kejaksaan Agung. Kasus Cicak VS Buaya ini bisa kita telusuri ketika KPK mencoba menjebak para koruptor yang menghabiskan uang rakyat dalam kasus PT Masaro terkait korupsi di Departemen Kehutanan. Pada saat yang sama, KPK menelusuri kasus talangan dana Bank Century. Saat itulah Polri Komjen Susno Duadji melahirkan istilah Cicak VS Buaya ini dengan pernyataannya "Masak cicak kecil mau melawan Buaya". 




Kasus demi kasus yang di yang di ungkap KPK  pun membuat para Buaya kalang kabur. Banyak di antara mereka keluar dari sarangnya, mulai dari anggota DPR, kepala daerah, jaksa, hingga Polisi. Para petinggi Buaya merasa jika KPK terus di biarkan, kasus-kasus yang terungkap akan melibatkan buaya-buaya besar, misalnya wakil Presiden Boediono dan menteri keuangan Sri Mulyani dalam kasus talangan Bank Century. 

Untuk mencegahnya, skenario besarpun di buat. Diawali dengan di tangkap nya ketua KPK Antasari Azhar dalam kasus Pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Berikut adalah kronologi awal muka perseteruan cicak vs Buaya. 


Sumber: Ensiklopedia antikorupsi seri satu. 

Foto: koleksi Abdul. Chalim. 
×
Berita Terbaru Update