Notification

×

Iklan

Iklan

Kampung dan adat Warisan Puyang

| Juli 26, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-27T01:38:40Z
Oleh: Sheh Shulhawi Rubba. 

Dalam petualangan kita menelusuri keindahan alam dan keunikan ragam budaya di wilayah Bumi Sriwijaya pada Januari 22 dan Juli 23 yang lalu. Salah satu yang belum terjangkau nawaitu kita tawaf di Tanah Semende yang berada di atas pelataran bukit barisan di kabupaten Muara Enim. Atas barokah kesuburan tanahnya, terkenal hasil pertanian Kopi Semende sampai ke mancanegara.


Kita tertarik dengan wilayah dan masyarakat tersebut atas dasar sejarah panjang nenek moyang warga di Sumatera Selatan yang disebut Suku Basemah (Bahasa Melayu). Konon tetokoh Islam yang berasal dari Tanah Jawa dan Sunda yang berstatus mubaligh, mereka nikah dengan penduduk asli Semende, kemudian daerah tersebut menjadi wilayah pusat Islamisasi sebelum kedatangan Hindia Belanda.

Sebuah usulan dan saran kepada tetokoh adat dan masyarakat di wilayah Sumatera Selatan tentang perlu adanya salah satu destinasi wisata nasional yang berwujud museum hidup tentang masyarakat dan budaya Islam yang hidup di wilayah Kesultanan Palembang. Salah satu dari sentra Islamisasi tersebut berada di Tanah Semende Muara Enim. 


Gagasan dan usulan tersebut yang mungkin sudah menjadi program pemerintah daerah selama ini. Hal itu didasari atas pengalaman kita tawaf di bumi Pertiwi. Kita pernah melihat Desa Sade Suku Sasak di Lombok Tengah, Desa Penglipuran umat Hindu di Pulau Dewata, Rumah Panjang warga Dayak di Samarinda, rumah adat khas di Tanah Toraja, Mumi kepala suku Dani yang konon sudah berusia 4 abad di desa Lembah Baliem Wamena Jayawijaya Papua Pegunungan.

Sejak sekian tahun yang lalu, kita ingin sekali untuk melihat langsung destinasi wisata kampung Badwi di kabupaten Lembak Banten. Mereka itu adalah museum hidup tentang sejarah nenek moyang bangsa Indonesia sebelum bersentuhan dengan peradaban modern yang disebut dengan era teknologi canggih sekarang.

Ada lagi sebuah keinginan kita yang sulit terwujud yang sudah diidamkan sejak lama, karena beragam sebab musababnya. Keinginan kita hidup dan tinggal bersama keluarga di sebuah rumah panggung yang berbahan kayu. Pada bagian depan rumah ada halaman luas yang ditanami pohon besar seperti rambutan, juga di bagian samping dan belakang dijadikan lahan kebun untuk menanam sayur mayur dan obat herbal. Hal itu pernah kita nikmati hanya selama 24 jam di destinasi wisata kampung Pak Inggih di desa Sekapuk Gresik Jawa Timur 

Ketika kita meluncur dari kota Lahat ke Gunung Dempo Pagaralam pada Sabtu, 01 Juli 23 yang lalu. Saat itu kita mampir sejenak di sebuah kampung baru di pinggir jalan di kecamatan Gumay Talang, tampaknya kampung tersebut adalah wilayah perkebunan yang sejuk dan nyaman. Betapa nyaman dan bahagianya warga yang berdomisili di kampung tersebut. Hidup rukun tanpa bisik bisik tetangga tentang masalah kasus politik nasional. Afwan Barokallah Amien. 

Kamis, 27 Juli 23
Sabdasheh
×
Berita Terbaru Update