Agar praktik manasik bisa ideal, pembimbing harus punya hubungan baik dengan pihak-pihak terkait pelaksanaan haji. Mereka adalah pimpinan kloter 20 sub, Ketua Maktab 32, KBIHU yang tergabung dalam kloter 20, at-Tanwir Bojonegoro, Pesawat dan Darussalam. Dengan "hubungan baik" dengan pihak-pihak tersebut bisa mengatur strategi, diataranya; hanya Nur Takhobbar dalam kloter 20 sub yang tanazul terbatas untuk Tarwiyah.
Kami memenuhi semua ketentuan yang harus dilakukan oleh jamaah yang mau tanazul Tarwiyah. Kami sangat akrab dengan Ketua Maktab 32 dan penghubungnya; Syeikh Walid Saad dan M. Afandi (penghubung dan penerjemah maktab 32). Karena Tarwiyah tak menjadi program kemenag, maka kami berhubungan langsung langsung dengan pihak maktab, yang diantara "negosiasasi" biaya kendaraan Mekkah-Mina-Arafah dan logistik selama kami di Mina untuk Tarwiyah. Pada akhirnya disepakati harga @ 240 SR. Setelah penyerahan biaya Tarwiyah, kami selalu menjadi perhatian Syeikh. Nah... agar kami bisa nafar tsani yang masih menjadi tanggungjawab 32 dan kami bisa melontar bakda zawal pada 13 Zulhijah,/ 1 Juli, maka kami harus pulang ke hotel Shiqriyah no 601 di kawasan Raudhah pada pk 8 30, dan tiba di hotel pada pk 9 45 sesuai kehendak maktab. Dari hotel kami berangkat ke jamarat pada pk 10 30 dengan transit lebih dahulu di masjid al-Kheif untuk ikut jamaah salat Zuhur.
Usai salat, kami berangkat menuju jamarat untuk melontar jumrah ula, wustha dan Aqabah. Dengan demikian, rangkaian prosesi haji di Sahara, dimulai dari Tarwiyah, Wukuf di Arafah, Mabit bahkan sampai "Wukuf" di Muzdalifah, Melontar Jumrah Aqabah pada hari nahar, mabit di Mina pada 11,12 dan 13 Zulhijah (nafar tsani) dapat terlaksana dengan baik dan lancar, tanpa kendala yang signifikan, alhamdulillah. Untuk merampungkan seluruh prosesi manasik, kami masih harus lakukan Tawaf Ifadah, Sai dan Tahallul tsani. Insya Allah , Ahad 14 Zulhjah / 2 Juli ini kami akan menuntaskan seluruh prosesi manasik haji. Mohon doa, semoga proses tawaf, sai dan tahallul berjalan lancar, dan kami mendapatkan predikat haji mabrur.
Oleh : Prof DR Imam Ghazali Said MA.
PROSESI MANASIK HAJI.
