Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Alkisah sahabat karib yang sekaligus guru kita di kampus UINSA Surabaya bernama Tn Imam Bawani, Guru Besar dalam dunia penelitian di Pascasarjana UINSA Surabaya. Kita tau pada tahun 1980, beliau baru saja masuk kampus Islam di Wonocolo Surabaya, setelah dia nikah dan lulus dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di kota Malang Jawa Timur.
Kita tau pada saat itu di awal kariernya dosen, beliau punya program jual beli kelapa di kota Surabaya sebagai pekerjaan sampingan untuk mengumpulkan uang. Namun kemudian, dia membatalkan pekerjaan bisnis jual beli kelapa tersebut, atas dasar, hal tersebut bisa dilakukan oleh warga negara yang hanya lulus sekolah dasar, bahkan warga negara yang tidak pernah sekolah formal sekalipun. Pada saat itu beliau sadar atas dirinya yang berstatus sebagai Sarjana Kategori Cendekiawan Muslim.
Banyak sekali pekerjaan para cendekiawan itu, salah satunya yang tidak bisa dilakukan semua orang adalah melakukan penelitian sebagai bagian dari profesi insan akademis. Dalam hal ini, kita pernah diajak beliau melakukan penelitian terhadap jamaah haji di wilayah Jember Jawa Timur sebagai Proyek Akbar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1981.
Kemudian ketika kita melakukan penelitian terhadap keberadaan umat Islam di wilayah Merauke Papua Selatan pada tahun 2015. Beliau adalah konsultan kita dalam proses membuat laporan di Lembaga Penelitian UINSA Surabaya. Pada saat itu kita temukan prosentase jumlah umat Islam sebanyak 46 persen, dan umat Kristiani (Kristen dan Katolik) sebanyak 42 persen.
Dalam kode etik antara Politisi dan Akademisi ada perbedaan sebagai pedoman, yaitu Profil Akademisi boleh saja salah tapi harus jujur. Sedangkan Profil Politisi boleh berbohong asalkan logikanya benar. Pernyataan semacam ini pada era orde lama pernah difatwakan KH Idham Chalid sebagai Ketua Partai NU kepada wartawan senior Tn Machbub Djunaidi yang pernah ditulis di Majalah Tempo.
Sekarang timbul pertanyaan dari netizen.
Apakah hasil dari jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyatakan 82 persen warga negara Indonesia puas terhadap kinerja Presiden Jokowi itu termasuk laporan yang mengandung nilai kebenaran atau termasuk sebuah kebohongan publik, seperti yang dinilai kelompok oposan Presiden Jokowi ?
Demikian pula laporan jurnal internasional tentang prosentase jumlah umat beragama di muka bumi yang menyatakan, bahwa umat Kristiani sebanyak 31,11 persen (2.513 miliar) dan umat Islam 22,90 persen (1.864 miliar) pada tahun 2020. Hasil penelitian tersebut adalah pekerjaan yang dilakukan para cerdik cendekia kelas dunia yang tidak bisa dilakukan orang awam seperti kita. Afwan Wallahu aklam
Jumat, 25 Agustus 23
Sabdasheh
Foto: Imam Bawani, PPS Unipdu Jombang.
Editor: Abdul. Chalim.