Notification

×

Iklan

Iklan

Awal Kisah Bulan Sabit dan Palang Merah

| Agustus 28, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-28T10:17:05Z
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Alkisah ketika kita keluyuran di Provinsi Babel (Bangka Belitung) terlihat di hampir semua menara masjid di pinggir jalan raya Logonya Bulan Bintang. Hal itu ada kemiripan dengan logo di Zamzam Tower di Makkah, yaitu Bulan Sabit. Bukannya tulisan Arab yang berbunyi lafaz Allah sebagai simbol Baytullah.



Timbul pertanyaan, kenapa menara masjid di Babel logonya Bulan Bintang ?. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah keberadaan Partai  Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia) yang dibubarkan pada tahun 1960. Konon wilayah Babel termasuk basis dari Partai Masyumi yang missinya dilanjutkan oleh Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin Tn Yusril Ihza Mahendra. Beliau berasal dari Belitung Timur yang musala rumahnya pernah menjadi tempat kita salat jamak Zuhur dan Asar pada 15 Juli 2017.

Tercatat dalam kisah tragis Perang Salib di Eropa dan Timur Tengah yang berlangsung selama dua abad. Ketika perang umat Kristiani membawa bendera dan logo Tiang Salib, sedangkan umat Islam menggunakan simbol Bulan Sabit. Kisah perang tersebut yang mengorbankan jutaan nyawa, yang melahirkan Logo lembaga kemanusiaan yang disebut Palang Merah (Cross Red) simbol dari Salib dan Bulan Sabit di Timur Tengah.

Mungkin banyak orang yang bertanya kenapa Parpol Islam seperti PKB, PAN, PKS, PBB, PU (Partai Ummat) dan lainnya. Dalam Logo partai menggunakan gambar planet Matahari, Bulan dan Bintang ?. Jawabannya tentu banyak dan beragam sebagai dasar berpikir para tetokoh parpol yang memakai simbol tersebut dalam logo partai Islam.

Dalam ajaran Islam yang terkait dengan prihal ibadah seperti Salat, Puasa dan Manasik Haji tidak lepas dari gerak perputaran planet Bulan dan Bumi tersebut yang mengelilingi Matahari. Ketika tengah malam gelap gulita tampak ribuan bintang bersinar di atas langit. Dengan itu, status planet Bumi, Bulan, Bintang dan Matahari adalah kesatuan sistem kehidupan yang tidak terpisahkan di alam jagat raya ini.

Adapun nenama Salat wajib menggunakan posisi dan gerakan planet bumi. Misalnya ketika Matahari akan terbit disebut Salat Subuh, sedangkan ketika Matahari tenggelam disebut Salat Magrib. Demikian pula ketika munculnya hilal di awal bulan Ramadan diwajibkan bagi umat Islam melakukan ibadah puasa dan Salat Iedul Fitri pada tanggal 01 Syawal. 

Selain itu termasuk manasik haji, yang ritualnya dilakukan dari Wukuf di Padang Arafah pada tanggal 09 Zulhijjah dan berakhir pada tanggal 13, persis saat munculnya Bulan Purnama di akhir tahun hijriah. Afwan Wallahu aklam 

Senin, 28 Agustus 23
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Foto: Bulan bintang. Or. Id

×
Berita Terbaru Update