Notification

×

Iklan

Iklan

Beda Opini Berdasar Fakta dan Berdasar Fitna

| Agustus 25, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-25T10:55:04Z
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Sebuah hal yang perlu dicatat, kemarin kita bercerita tentang fakta adanya jalan Tol Trans Sumatra yang dibangun era Presiden Jokowi. Opini tersebut lalu kita bagikan ke WA Group, kemudian dapat komentar dari karib kerabat, seperti yang selama ini termasuk anti Presiden Jokowi.

Komentar yang menarik dari group anti Presiden Jokowi tersebut berbunyi sebagai berikut "Prabowo Masa Lalu, Anies Masa Depan dan Ganjar Masa Bodoh"Hal ini sebuah indikasi yang menunjukkan tentang sikap kelompok yang berada di koalisi perubahan, yaitu warga simpatisan Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat.



Bulan lalu kita pernah membaca hasil jajak pendapat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan media online tentang opini warga negara yang merasa puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Angka hasil survei tersebut menyebutkan sebanyak 82 persen mereka itu puas. Dengan itu, berarti ada 18 persen warga negara yang tidak puas (negatif).

Timbul pertanyaan, siapa saja warga negara yang tidak puas tersebut ?
Hal itu bisa saja diduga, yaitu bagi kelompok oposan yang menyatakan dirinya Group Akal Sehat (GAS). Namun mereka itu ternyata sering menebar fitnah di bumi Pertiwi dan berita bohong (hoax) di media sosial, seperti info tentang Presiden Jokowi pakai ijazah palsu, anak tokoh PKI dan termasuk ucapan yang menyebutkan status Raja Firaun dan Bajingan Tolol serta penilaian negatif lainnya.

Eksistensi warga negara dalam kelompok oposan dan anti presiden tersebut sesuatu yang wajar saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan beragama saja sekitar 20 persen populasi dunia yang menyatakan dirinya berstatus sebagai Atheis dan Agnostik.

Kita pernah bertemu dan ngobrol dengan kelompok yang anti Tuhan dan anti agama tersebut ketika kita tawaf di Timur Jauh, yaitu di kota Beijing dan Korea Selatan. Dalam hal ini, Tuhan membiarkan saja kebebasan berpikir umat manusia di muka bumi semacam itu. Itulah keadilan Tuhan (Allah SWT) yang diikuti sikap Presiden Jokowi yang selalu abai terhadap kelompok oposan selama ini.

Nah, kita sebagai warga negara Indonesia dalam status umat Islam Nusantara. Ketika bertemu dan ngobrol dengan kelompok yang anti Tuhan, anti Agama termasuk yang anti Presiden Jokowi yang berjumlah sekitar 20 persen itu. "Kita mengucapkan lafaz Hamdalah" bahwa kita termasuk umat Islam Nusantara yang bikin opini atas dasar fakta yang haqq, bukan seperti kelompok ahli hoax dan fitnah dalam dunia politik. Afwan Wallahu aklam

Jumat, 25 Agustus 23
Sabdasheh

Editor: Abdul. Chalim
×
Berita Terbaru Update