Notification

×

Iklan

Iklan

Filsafat Lomba Panjat Pinang dan Tarik Tambang

| Agustus 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-18T11:47:29Z
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba. 

Setelah ditelusuri sejarah perlombaan warga negara Panjat Pohon Pinang dan Tarik Tambang setiap menjelang hari raya nasional Indonesia, yaitu Tahun Baru Proklamasi Kemerdekaan RI, seperti pada tahun 2023 ini. Ternyata budaya tersebut sudah dipelihara sejak zaman Hindia Belanda yang asalnya dari Budaya Tionghoa di daratan China.


Hal yang tidak pernah akan terlupakan dalam rentetan kita tawaf di Nusantara sampai ke Merauke Papua Selatan. Pada tanggal 17 Agustus 2016 kita persis berada di garis perbatasan RI-PNG di Sota Merauke. Kita melihat ratusan pohon Pinang terpasang di tengah lapangan terbuka untuk acara lomba warga masyarakat yang diikuti oleh warga negara Papua Nugini. Mereka itu sengaja diundang Bupati Merauke yang datang dari perkampungan di pedalaman Papua Nugini dengan berjalan kaki di jalan setapak di tengah hutan belantara.

Kemudian terkait dengan masalah warga etnis Tionghoa di Indonesia, kita pernah.sengaja datang ke perkampungan mereka di Pulau Bangka dan Belitung, seperti kita mampir di Rumah Ahok di Belitung Timur pada tahun 2017. Selain itu kita pernah 2 kali terbang dari Surabaya ke kota Seribu Kuil Singkawang di Kalimantan Barat pada tahun 2012.

Warga negara di kota Singkawang ini sebanyak 60 persen lebih etnis Tionghoa yang mayoritas beragama Budha dan Konghucu, ada sebagian kecil berstatus muslim yang tergabung dalam ormas PITI (Pembina Iman Tauhid Islam atau Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Mereka sangat bersyukur kepada Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang telah meresmikan Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia.

Sesungguhnya ada hal yang menarik dalam acara lomba Panjat Pohon Pinang asal budaya China tersebut. Di dalamnya terkandung pesan (Filsafat), bahwa semua upaya rakyat untuk meraih hadiah yang berwujud Kemerdekaan harus melalui Jihad (Perjuangan bersama), saling tolong menolong dengan hati yang tulus ikhlas berkorban jiwa dan raga.

Demikian pula dalam budaya acara lomba Tarik Tambang terkandung filsafat, bahwa partai politik yang ingin menang dalam pelaksanaan pemilu legislatif dan eksekutif. Mereka semua harus mengeluarkan energi lahir batin untuk menaklukkan fihak lawan politik secara sportif di arena pertandingan ketika pesta demokrasi dalam menarik suara rakyat.


Sekarang timbul pertanyaan dari warga negara yang berstatus sebagai penonton perlombaan Panjat Pohon Pinang dan Tarik Tambang.
Apakah mereka yang berstatus sebagai aktor dalam permainan lomba tersebut memahami Filsafat yang terkandung di dalam budaya China yang berwujud 2 macam perlombaan tersebut selama ini ? Afwan Barokallah Amien.

Jumat, 18 Agustus 23
Sabdasheh
×
Berita Terbaru Update