Notification

×

Iklan

Iklan

Hubungan Marga Gedung Agung dan Timor Leste

| Agustus 30, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-30T13:14:22Z
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Alkisah pada tahun 2009, kita pernah bertemu dan ngobrol dengan karib kerabat kita Tn Ramidin sebagai Anggota ABRI asal dari Marga Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel di kota Lubuk Linggau. Ketika itu beliau bercerita pernah berulang kali mendapatkan tugas keamanan di  Timor Timur sebagai provinsi ke 27 Indonesia sebelum berstatus Negara Timor Leste.




Kemudian pada tahun 2015, kita pernah tawaf di kota Dili Timor Leste selama 3 malam. Kita menikmati keindahan pantai di kota Dili yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Pada saat itu, kita sempat mendengar cerita dari warga Timor Leste di Dili tentang peran aktif Tn Prabowo Subianto sebagai komandan Kopassus di era pemerintah Orde Baru (1966-1998) yang dipimpin mertua beliau Presiden HM Soeharto (1921-2008).

Ketika dibuka program transmigrasi di SP2 (Satuan Penduduk) dan SP3 yang terletak di wilayah Marga Gedung Agung Merapi Lahat pada 1990, tercatat nama beberapa orang warga dari Provinsi Timor Timur yang berstatus transmigrasi bersama transmigran dari Jawa dan transmigran lokal.

Warga transmigran tersebut pada saat ini tinggal di Desa Cempaka Wangi dan Lematang Jaya kecamatan Merapi Timur Lahat Sumsel. Ketika kita berkunjung ke lokasi dua desa tersebut bersama Tn Asmudin Sengkuang pada 22 Januari 2022, kita mendengar dari kepala desa, bahwa disana berdiri gereja sebagai tempat ibadah umat Katolik yang berasal dari Timor Timur.

Atas dasar cerita tersebut, maka warga yang dulu berada di wilayah Marga Gedung Agung 100 persen muslim, sekarang catatan sensus penduduk berubah menjadi 99,9 persen. Demikian pula catatan sensus penduduk di wilayah Timor Leste sebelum dan sesudah berintegritas dengan NKRI tercatat 99,9 persen beragama Kristen dan Katolik dari jumlah 1,321 juta penduduk pada laporan tahun 2021.

Dalam kisah selama Timor Leste integrasi ke NKRI tercatat ribuan warga asli yang berstatus mualaf. Salah seorang dari mereka yaitu Tn Anwar Da Costa yang menjadi guide kita tawaf di kota Dili Timor Leste. Beliau adalah Direktur Masjid An-nur sentra umat Islam di kota Dili yang tugasnya sebagai diplomat ke beberapa negara Islam sampai ke Timur Tengah.



Hal yang menarik dan perlu dicatat, bahwa lembaga pendidikan Islam di Kota Dili literatur yang dipakai di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas bukunya berbahasa Indonesia. Demikian pula khutbah Jumat dan ceramah pengajian di majlis taklim yang disampaikan para imam dan ustaz dalam bahasa Indonesia. Kita sempat menikmati menu makanan Soto Lamongan yang disajikan pedagang sukses dari Jawa Timur. Afwan Barokallah Amien.

Rabu, 30 Agustus 23
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim


×
Berita Terbaru Update