Kairo Kota Seribu Menara 12 (dua belas)

Kairo yang Rentan Budaya Asing 3 (tiga) 

Adapun geliat Ekonomi dan hiburan di Kairo meningkat justru pada malam hari. Sejak matahari terbenam, semarak warga untuk keluar rumah menuju berbagai tempat, seperti pesta rakyat, festival, dan atraksi budaya tradisional khas Mesir yang disajikan hingga larut malam menjelang subuh. Sisa peninggalan prancis sangu kentara di Kairo, khususnya di daerah Downtown. 

Lokasinya berada di pusat Kota dengan blok-blok bangun yang rapi dan dipisahkan fey persimpangan jalan yang simetris. Setiap persimpangan jalan tersebut dihiasi dengan pemandangan patung pahlawan Mesir yang diletakkan di posisi tengah persimpangan jalan. Hal itu sebagai penghormatan sekaligus untuk memperindah 🌇 kota. 

Gedung-gedung berjajar hampir sama tingginya di sepanjang jalan Downtown dengan gaya arsitektur perancis. Pintu dan mendekat gedung-gedung tinggi dihiasi ikiran-ukiran romantis bergaya Eropa. Atau lebih jelasnya, suasana Downtown mirip lanskap kota Paris. Karena yang mendesain kota Downtown, menurut beberapa pemilik toko, adalah para arsitektur yang khusus didatangkan pihak kolonial ketika itu. 

Downtown sejak pagi hari telah ramai dikunjungi karena lokasinya berada di pusat Kota, berdekatan dengan pusat pemerintahan, beberapa gedung bersejarah, dan Museum Firaun. 

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain warung lain menunya, lain kota lain pula aturannya. Mesir adalah salah satu negara yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter dengan satu rezim yang berkuasa selama puluhan tahun. 

Hal ini praktis mewarnai roda kehidupan masyarakat sehari-hari, yaitu aman, tenang tanpa gejolak berarti. Aman disini berarti tanpa pencopetan terhadap wisatawan, tanpa pencurian, termasuk tanpa pengemis di jalanan. 

Namun, rezim Husni Mubarok itu kini telah tumbang dan menyisakan persoalan sosial politik di Mesir yang menuntut masyarakatnya untuk segera bangkit dari keterpuruksnnya selama ini. 

Sumber: Encyclopedia Of Islamic Civilization. 

Habis...