Kairo sebagai pusat pemerintahan 2 (dua)
Pada era itu pula Kairo menjelma menjadi pusat Intelektual dan kegiatan ilmiah baru. Bahkan pada masa pemerintahan Abu Mansur Nizar al-Aziz (975-996), Kairo mampu bersaing dengan dua ibu Kota Dinasti Islam lainnya, yakni Baghdad di bawa pemerintahan Abbasiyah dan Cordoba dibawa Dinasti Ummayyah Andalusia. Universitas al-Azhar adalah salah-satu bukti bahwa Kairo pada masa itu adalah salah-satu pusat Intekektual IsIam.
Kairo berkembang sebagai pusat perdagangan luas di Laut Tengah dan Samudra Hindia. Kairo pun menggabungkan Fustat sebagai bagian dari wilayah administratifnya. Tak heran jika Kairo tumbuh semakin pesat sebagai salah satu metropolis modern yang diperhitungkan dan berpengaruh.
Pada era itu pula Kairo menjelma menjadi pusat Intelektual dan kegiatan ilmiah baru. Bahkan pada masa pemerintahan Abu Mansur Nizar al-Aziz (975-996), Kairo mampu bersaing dengan dua ibu Kota Dinasti Islam lainnya, yakni Baghdad di bawa pemerintahan Abbasiyah dan Cordoba dibawa Dinasti Ummayyah Andalusia. Universitas al-Azhar adalah salah-satu bukti bahwa Kairo pada masa itu adalah salah-satu pusat Intekektual IsIam.
Jika kedua Dinasti lainnya mampu membangun Istana, Dinasti Fatimiyah pun mampu mendirikannya. Selain itu, ketiga Dinasti yang tersebar di tiga benua itu juga berlomba membangun Masjid. Dinasti Abbasiyah di Baghdad bangga memiliki Masjid Samara, Dinasti Ummayyah memiliki Masjid Cordoba, dan Fatimiyah memiliki Masjid al-Azhar.