Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Alkisah ketika kita tawaf di Pulau Weh Aceh, kita pernah nginap semalam di kota Sabang setelah menyaksikan Profil Tugu Titik Nol Km Sabang Merauke. pada Oktober 2014. Ketika itu kita mendengarkan guyonan warga Aceh, bahwa Aceh belum merdeka dalam bidang pembangunan. Air Bersih (PDAM) dan PLN, karena lampu listrik dalam semalam sampai 10 kali hidup mati.
Setelah Presiden Jokowi menang dalam program nasional pemilu 2014. Beliau buat program Jalan Tol Lintas Sumatera (JTLS) dari Banda Aceh sampai ke Pelabuhan Bakauheni Lampung sepanjang 2.818 km. Program JLTS tersebut termasuk salah satu dari puluhan pembangunan monumental warisan Presiden Jokowi dalam sepuluh tahun (2014-2024).
Kita mendengar dan melihat melalui berita di layar kaca dan video di media sosial tentang beragam kekaguman Para Pemimpin dunia yang memuji status Presiden Jokowi sebagai salah seorang tokoh nasional yang mendunia yang lahir di kota Solo pada tahun 1961.
Pada awal Januari 2022, kita pernah melintasi jalan tol dari Pelabuhan Bakauheni sampai ke kota Palembang sepanjang 380 km. Namun sayang kita belum sempat melintas di jalan tol Palembang ke Prabumulih, karena belum diresmikan Presiden Jokowi. Suatu saat nanti, mungkin kita sempat melintasi jalan Tol dari kota Bengkulu ke Muara Enim sepanjang 210 km. Sekarang baru ada nawaitu kita terbang dari Bandara Juanda Sidoarjo Jatim ke Bandara Fatmawati di Bengkulu dalam program umrah ke Desa Gedung Agung Merapi Timur Lahat.
Nawaitu kita yang mulia tersebut yaitu suatu saat nanti kita ingin mengantarkan anak menantu Pn Mawaddatul Jannah dan cucu Tn Ramadani al-Basri ke tanah kelahiran kita di pinggir hutan dan di dekat sungai Lematang. Desa kecil yang pada abad lalu masih terasa asri, karena ketika itu belum ada proyek perusahaan swasta Kebun Kelapa Sawit milik konglomerat di ibu kota dan ratusan usaha swasta Tambang Batu Bara di area kabupaten Lahat.
Atas keberadaan perusahaan swasta Tambang Batu Bara yang siang malam ribuan truk yang mengangkut produksinya melintasi jalan nasional. Karib kerabat kita di desa yang rumahnya persis berada di pinggir jalan raya tiap hari mengeluh, karena mereka merasa sangat terganggu dengan pencemaran polusi udara dari debu batu bara tersebut.
Semoga saja setelah jalan Tol dari Palembang ke Bengkulu selesai, truk truk angkutan Batu Bara yang jumlahnya ribuan unit akan pindah ke jalur baru melintasi jalan tol warisan Presiden Jokowi tersebut. Afwan Barokallah Amien
Kamis, 24 Agustus 23
Sabdasheh