Suasana Keagamaan yang Toleran
Menurut konstitusi Mesir, semua prundang- undangan harus sesuai dengan hukum Islam. Negara mengakui Mazhab Hanafi lewat kementrian Agama. Imam dilatih di sekolah keahlian untuk Imam dan di Universitas Al-Azhar, yang memiliki komite untuk mengeluarkan fatwa dalam masalah Agama.
Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan di Mesir. Secara tidak resmi, azan yang dikumandangkan lima kali sehari menjadi penentu berbagai kegiatan. Kairo juga dikenal dengan berbagai menara masjid dan Gereja yang banyak terdapat disana. Tempat-tempat ibadah berbagai Agama tetap ada dan para penganutnya leluasa untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan merek. Suasana toleransi dalam beragama di sana sangat terasa. Dalam sejarahnya, kaum Kristen Koptik bahkan memiliki kedekatan batin BBM yang sangat kuat dengan kaum Muslim Mesir.
Menurut konstitusi Mesir, semua prundang- undangan harus sesuai dengan hukum Islam. Negara mengakui Mazhab Hanafi lewat kementrian Agama. Imam dilatih di sekolah keahlian untuk Imam dan di Universitas Al-Azhar, yang memiliki komite untuk mengeluarkan fatwa dalam masalah Agama.
Sekitar 90 persen penduduk Mesir adalah penganut Islam, mayoritas Sunni, dan sebagian penganut ajaran Sufi lokal. Sekitar 10 persen penduduk Mesir penganut Agama Kristen, dengan komposisi Koptik (Koptik Ortodoks, Katolik Koptik, dan Protestan Koptik) mencapai 95 persen.
Secara historis, modernisasi pendidikan Mesir berawal dari pengenalan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi oleh Napoleon Bonaparte saat berkuasa atas Mesir. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi yang dicapai Napoleon Bonaparte memberikan inspirasi yang kuat bagi paru pembaru Mesir untuk melakukan modernisasi Pendidikan di Mesir, yang saat itu dianggap masih stagnan. Diantara tokoh-tokoh pembaru Mesir ialah Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasya. Dua yang terakhir, secara Historis, kiprahnya lebih menonjol Jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
Sumber: Encyclopedia of Islamic Civilization.