Syaikh Nawawi adalah ulama besar yang hidup di masa penjajahan Belanda di Indonesia. Ketokohannya sangat diperhitungkan. Snouck Hourgronje, intel Belanda yang bertugas menyamar menjadi Muslim kala itu dan konon sejumlah pendeta diberi tugas khusus untuk menyelidiki gerak-gerik sang Syaikh mengingat pengaruhnya yang begitu besar di masyarakat.
Buku-buku karya Syaikh Nawawi telah menjadi rujukan penting di kawasan timur Tengah, Indonesia, Malaysia, Thailand, Bangladesh dan India hingga hari ini. Sejumlah sumber menyatakan naska asli karya-karya beliau tersimpan di salah satu museum di Belanda.
Sebelum akhirnya memutuskan untuk menulis, Syaikh Nawawi adalah seorang guru dan dai yang berkeliling. Beliau punya banyak murid di Banten dan di Makkah. Kepada para muridnya, Syaikh Nawawi tidak saja mentransfer pengetahuan (Knowledge), tetapi juga spirit perjuangan, utamanya perjuangan melawan kebodohan di tubuh umat Islam dan perjuangan melawan penjajahan Belanda di Banten dan di Nusantara secara Umum.
Banyak gelar dan sebutan sebagai penghormatan atas ketokohan dan kealiman Syaikh Nawawi. Kalangan intelektual masa itu menghormati beliau sebagai al-imam al-Fahhamah Al-mudaqqiq (pakar dengan pemahaman yang sangat detail dan mendalam). Di Saudi Arabia, Syaikh Nawawi mendapat gelar Sayyid Ulama Hijaz (tokoh Ulama Saudi Arabia/Hijaz). Dan di Indonesia, para Ulama menempatkan beliau sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia.
Sumber: MANAWA... Majmu'ah Nawawi Al-Bantani.
Bersambung.....