Peradaban Mesir Kuno 2 (dua)
Peradaban Mesir kuno berjalan dengan kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, yang di tandai terutama oleh hal-hal berikut:
. Irigasi teratur terhadap lembah Nil;
. ekploitasi mineral dari lembah dan wilayah Gurun di sekitarnya;
. Perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
. Organisasi proyek kolektif;
. Perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur;
. Aktivitas Militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemone kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan - kegiatan diatas dilakukan oleh elit sosial, politik, dan ekonomi yang mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit berdasarkan kepercayaan agama dibawa sosok penguasa setengah dewa (Semi devine), yang biasanya Laki-laki, melalui suksesi dinasti penguasa yang dikenal oleh dunia luas sebagai kepercayaan politeisme. Mereka itulah yang kemudian di kenal sebagai sosok Firaun.
Pada akhir masa poleolitik, iklim Afrika Utara menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang sungai Nil. Sebelumnya, semenjak manusia pemburu-pengumpul mulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir Pleistosen Tengah (sekitar 120 tahun lalu), sungai Nil telah menjadi nadi kehidupan Mesir. Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.
Sumber: Encyclopedia Of Islamic Civilization.
Bersambung....