Notification

×

Iklan

Iklan

Percikan Kisah Sangsaka Merah Putih.

| Agustus 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-19T03:28:55Z
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba. 

Alkisah dalam rentetan acara kita tawaf di Bumi Sriwijaya pada bulan Zulhijjah 1444 H yang lalu. Kita sempat mampir di museum rumah Pn Fatmawati Soekarno di kota Bengkulu pada Rabu, 05 Juli 23. Kita melihat di ruang tengah di rumah tersebut, ada satu unit mesin jahit dan kain warna Merah Putih sebagai bahan untuk membuat bendera nasional. 

Hal itu adalah refleksi secuil kisah yang pernah dilakukan Pn Fatmawati selaku pendamping kisah perjuangan Proklamator Soekarno di Jakarta pada bulan Agustus 1945. Hal yang hanya terjadi pada status Pn Fatmawati selama hidup, dia punya putri bernama Pn Megawati Soekarnoputri yang berstatus sebagai Presiden RI keempat (2001-2004) dan punya cucu Pn Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI (2019-2024).


Pn Megawati Soekarnoputri yang berstatus sebagai Ketua Umum PDI-P telah berperan aktif dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia. Dia yang memilih seorang tokoh nasional kelahiran Solo pada tahun 1961, yang dipanggil Tn Jokowi yang menjabat Presiden RI ke 7 sebagai pekerja Partai. Kariernya yang diawali dari status Walikota Solo Jawa Tengah, kemudian berlanjut ke status Gubernur DKI Jakarta sebelum dia masuk ke istana negara.

Profil Presiden Jokowi dikagumi tetokoh dunia atas prestasi kerjanya membangun negara dan bangsa Indonesia selama dua periode (2014 - 2024). Namun ada sebagian kecil warga negara Indonesia yang berstatus sebagai oposan (antitesa) yang kadang berani maksiat, menilai Presiden Jokowi dengan label yang tidak etis di dengar telinga, seperti kata Tolol. 

Namun hal tersebut diterima dengan lapang dada oleh Presiden Jokowi selama ini, seperti ucapan beliau dalam pidatonya di Senayan Jakarta pada saat menghadiri acara Sidang Tahunan MPR RI pada Rabu, 16 Agustus 2023. Beliau hanya merasa sedih, bahwa masih ada warga negara yang sudah berpendidikan tinggi dan terhormat di mata masyarakat. Namun sayang kadang mereka mengabaikan etika ketimuran, yaitu Sopan Santun dan Tata Krama yang Pancasilais warisan leluhur bangsa Indonesia. Afwan Barokallah Amien.

Jumat, 18 Agustus 23
Sabdasheh
×
Berita Terbaru Update