Oleh: Sheh Sulhawi Rubba.
Salah satu legenda yang populer di pulau Sumatra, seperti di Gunung Kerinci Jambi tentang kisah Manusia Harimau. Status Harimau yang selama ini disebut Raja Hutan di wilayah Gunung Kerinci yang menjelma berwujud manusia. Legenda semacam ini juga ada di pulau Kalimantan, kisah singkat orang Dayak yang setia menjaga hutan menjelma jadi seekor Harimau.
Kisah mistis yang pernah terdengar di Desa Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel. Pada abad lalu pernah terjadi tragedi dua orang petani yang dimakan Harimau di tengah hutan. Nah arwah orang tersebut bisa berkomunikasi dengan anak kandungnya yang masih hidup dalam wujud seekor Harimau siluman, ketika dia sedang berada di kebun dan di tengah hutan. Hal tersebut aneh namun nyata, demikian cuilan kisah dari kerabat kita Tn Hamsidi di Pasuruan yang tahu persis kisah tersebut.
Terkait dengan status Harimau yang hidup di tengah hutan belantara.Tercatat beberapa rumusan para pujangga yang berbentuk kata-kata mutiara, antara lain ungkapan "Harimau mati meninggalkan belang". Selain itu ungkapan sinis "Harimau ompong di atas panggung" dan "Pawang Harimau diterkam Subat".
Alkisah leluhur pada abad silam para petani di kampung sangat takut kalau bertemu dengan Harimau di tengah hutan. Sekarang justru terbalik, Harimau yang merasa takut kalau bertemu manusia berada di kebun, karena nilai kulit belangnya yang cantik menarik berharga mahal bila dijual ke pabrik industri dan ke luar negeri.
Sekarang status Harimau sudah termasuk hewan yang dilindungi negara. Siapa saja warga negara yang ingin melihat Harimau dari dekat dan aman dari ancaman terkaman mautnya. Caranya cukup sederhana yaitu membeli tiket dengan nawaitu Sadakah di Kebun Raya, Kebun Binatang dan Taman Safari.
Kemarin tersiar di layar televisi, tentang kabar beberapa orang tokoh reformasi yang datang ke Gedung Merah Putih KPK yang melaporkan tentang adanya kasus KKN di lingkaran Istana dan lembaga negara. Mereka adalah mantan para pejabat publik di awal tahun 2000, seperti Tn Amien Rais, Tn Rizal Ramli dan tokoh yang lainnya.
Selasa, 22 Agustus 23
Sabdasheh
Editor: Abdul. Chalim.