Alkisah pahlawan nasional yang anti Hindia Belanda tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan umat Islam yang jumlahnya ratusan nama, seperti pangeran Diponegoro dari Yogyakarta yang dimakamkan di Makassar Sulawesi Selatan.
Kemudian ribuan tokoh lokal yang berjuang di pelbagai daerah seperti nama Kiyai Marogan di Kertapati Palembang, Puyang Awak di Perdipe Pagar Alam, Puyang Pekik Nyaring di Muara Sungai Lematang dan Puyung Bujang di Muara Enim Sumatera Selatan.
Kita pernah berziarah ke beberapa makam para pahlawan tersebut sebagai pejuang Islam di bumi Pertiwi yang anti kolonial Hindia Belanda. Pada saat ini sudah menjadi sebuah legenda di Bumi Sriwijaya tentang profil Puyang Pekik Nyaring sebagai julukan Tokoh Provokator dan Puyang Bujang sebagai julukan jamaah Puyang Pekik Nyaring yang ikhlas berpisah dengan anggota keluarganya demi perjuangan.
Salah seorang dari ratusan pejuang di Marga Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel yang disebut warga dengan istilah Puyang Bujang bernama Tn Jenaling Putra Puyang H Basriyang tidak diketahui dimana lokasi makamnya, setelah dia wafat ditangkap tentara Belanda di kota Palembang.
Status Puyang Bujang Tn Jenaling al-Basri itu yang konon tidak menjadi kebanggaan bagi keluarga di kampung halaman sebagai pejuang anti Hindia Belanda. Profil beliau itu ada sisi kemiripan dengan Profil tokoh nasional kelahiran Manado Sulawesi Utara .Tn Rocky Gerung yang dikenal warga negara tokoh yang antipati terhadap.kebijakan Presiden Jokowi.
Pekan lalu, Tn Rocky Gerung pernah menyebut kata Bajingan terhadap presiden ketujuh yang menimbulkan reaksi keras, dan warga negara, seperti acara ritual Mangkok merah Panglima Dayak di Kaltim. Konon sampai saat ini beliau masih berstatus sebagai Bujang, karena belum ditemukan pasangan hidup yang disebut istri yang tercinta. Jika wafat akan disebut dengan istilah Puyang Bujang seperti status Tn Jenaling al-Basri. Afwan Wallahu aklam
Sabtu, 05 Agustus 23
Sabdasheh
