Notification

×

Iklan

Iklan

Rektor Uinsa, Seorang bukan Profesor.

| Agustus 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-11T13:40:36Z
Oleh Sheh Sulhawi Rubba. 

Seusai acara pengukuhan 4 orang Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Kamis, 10082023 kemarin, sebelum kita Salat Zuhur di Masjid Ulul Albab. Kita bertemu dan ngobrol sejenak dengan Prof Dr Moh Ali Aziz yang baru saja pulang dari Dakwah Muharam di Hongkong.


Kita sempat bertanya, siapa lagi sahabat karib kita yang akan berstatus Profesor lagi di FDK UINSA Surabaya ? Beliau menjawab ada 3 orang, yaitu Tn Abdul Syukur, Tn Sokhi Huda dan Pn. Pudji Rahmawati. Beberapa tahun lalu kita tau Informasi, bahwa KH. Asep Saifuddin Chalim akan berstatus Profesor dari bocoran Info Tn Moh Ali Aziz, dai internasional tentang hal ihwal Salat Bahagia.


Dalam sejarah kepemimpinan IAIN Sunan Ampel Surabaya sejak 05 Juli 1965 sampai berstatus UINSA pada 01 Oktober 2013, yang diawali Rektor Prof Dr. Teungku Ismail Yakqub sampai ke Prof Ach Muzakki. Tercatat dari nama 10 orang rektor, hanya seorang yang enggan berstatus sebagai Profesor, yaitu KH. Abdul Jabbar Adlan, tokoh kelahiran Jombang Jawa Timur 

Sebagian sahabat karib kita punya program meniti karier di lingkungan kampus sampai ke terminal akhir, yaitu berstatus Profesor. Dengan status tersebut bisa mengabdi dalam dunia akademis sampai usia 70 tahun. Status pangkat Profesor tersebut setara dengan pangkat perwira tinggi TNI-POLRI yang disebut pangkat Jenderal berbintang empat.


Namun dalam faktanya, bahwa tidak semua akademisi yang sukses meraih status Guru Besar di kampus, disebabkan berbagai hal misalnya sakit seperti  Tn Ahmad Sunarto yang saat ini sudah berusia 63 tahun. Selain itu, ada yang enggan studi lagi untuk mendapatkan gelar Doktor sebagai salah satu syarat meraih status Profesor, seperti Tn Prihananto dan dosen yang lainnya. Afwan Wallahu aklam.

Jumat, 11 Agustus 23
Sabdasheh
×
Berita Terbaru Update