Notification

×

Iklan

Iklan

Buku Boleh Terbit Setelah Berstatus Profesor

| September 30, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-01T02:43:36Z
Sungguh menarik melihat dan mendengarkan video yang berjudul "Dahlan Iskan Ngaji Ke Kiai Asep Saifuddin Chalim". Isinya tentang kisah perjalanan hidup Kiai Asep yang lahir di kota Cirebon Jawa Barat dari salah seorang tokoh pendiri NU di Surabaya KH. Abdul Chalim.
Kisah tersebut sudah pernah kita dengarkan langsung dari Kiai Asep pada tahun 2005, pada saat beliau berusia setengah abad (1955-2005) di Pontren Amanatul Ummah Siwalankerto Wonocolo Surabaya. Rekaman kisah tersebut kita rekam dalam buku yang berjudul "Telaah Cita Cita dan Realita KIAJI ASEP AL-AMIN, Mursyid Jamaah Haji Surabaya".
Kemudian buku tersebut kita terbitkan pada Agustus 2007 dengan perubahan judul yaitu "KIAJI ASEP AL-AMIN Kisah Mujahadah Ulama NU Dalam Saham Dakwah Islam". Pada awal kisahnya beliau keberatan atas penerbitan buku tersebut, karena harus tunggu beliau sukses dalam meraih status Guru Besar yang dipanggil Profesor.
Setelah buku tersebut terbit dengan ISBN 979-99 841-0-6 Ed II, Cet Revisi, Sidoarjo : Garisi, 2007, XVI+248 hal, 16x24 cm, Seh Alwi al-Gamel. Beberapa eksemplar buku itu kita bagikan kepada para ustaz yang mengabdi di Pontren Amanatul Ummah tanpa diketahui oleh yang bersangkutan, karena kita melanggar wasiat beliau pada saat itu. Selain buku itu kita antarkan sendiri ke kantor PBNU di Jakarta Pusat untuk disimpan di perpustakaan.

Kenapa kita melanggar wasiat Kiai Asep ? Dalam pikiran kita, bahwa status Profesor hanya bisa diraih oleh mereka yang berstatus sebagai dosen di perguruan tinggi. Pada saat itu muncul pikiran, bahwa kalau kita ikuti fatwa beliau, Buku tentang riwayat hidup beliau tidak akan pernah terbit. Atas dasar status beliau sebagai guru SMP Amanatul Ummah.

Kita kenal Kiai Asep sejak tahun 1975, sejak kuliah di Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ketika itu kita pernah diajak beliau naik sepeda ontel dari kampus Wonocolo ke Pontren Al-Ghozini di Buduran Sidoarjo, juga diajak beliau berkunjung ke Pontren Salafi di Pasuruan. Pada waktu kuliah tahun 1975-1977, kita tidak faham sama sekali, bahwa status Kiai Asep adalah tetesan darah Raja Siliwangi.

Atas dasar kebaikan hati Kiaji Asep Saifuddin Chalim yang memiliki KBIH Amanatul Ummah. Kita pernah bersama istri diajak beliau terbang ke tanah suci dalam program Safari Ibadah Umrah Ramadan pada Agustus 2010. Kemudian Safari Manasik Haji pada November 2013 bersama puluhan orang jamaah haji dan anggota keluarganya sendiri. Mabruk wa Mabrur maqbulan Amien.

Sabtu, 30 September 23
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul. Chalim. 
×
Berita Terbaru Update