Kata Mesir memilki tiga arti yang berbeda berdasarkan tiga periode waktu. Pada periode awal Mesir, selama pemerintahan kerajaan tua, Mesir disebut sebagai kemet, yang berarti tanah hitam. Kemudian penduduk Mesir menyebut kerajaan mereka sebagai Hwt-ka-Ptah, yang berarti kuil untuk ka dan Ptah. Saat ini, kata Mesir sering disebut Misr, yang berarti negara.
Perbedaan penyebutan Mesir berdasarkan tentang waktu yang terjadi merupakan bagian dari dinamika sejarah itu sendiri. Sebab, secara teoritis, waktu merupakan salah sstu konsep dasar sejarah selain ruang (space), kegiatan manusia, perubahan, dan kesinambungan (kontinuity).
Ia merupakan unsur penting dari sejarah, yaitu kejadian masa lalu. Dengan kata lain, waktu merupakan konstruksi gagasan yang digunakan untuk memberi makan dalam kehidupan di dunia. Manusia tak dapat dilepaskan dari waktu karena perjalanan hidu manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.
Tiap masyarakat memiliki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani. Masyarakat Barat, misalnya, melihat waktu sebagai garis lurus, linier. Konsep garis lurus tentang waktu dikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian.
Dengan kata lain, sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu pada zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
Berbeda dengan masyarakat Barat, madu Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang berulang tanpa akhir. Dari perjalanan waktu diatas, khususnya konsep waktu yang lurus, perkembangan sejarah manusia akan memengaruhi perkembangan masyarakat pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
Sumber: Encyclopedia Of Islamic Civilization
Bersambung.....