Alkisah ketika kita masih aktif di HMI cabang Surabaya pada akhir tahun 1970an, kita pernah ikut rombongan pengurus Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) yang dipimpin Tn Afif Samanhudi ke kampus Universitas Darul Ulum Jombang dalam acara dialog kebangsaan bersama KH Mustain Romli yang berstatus tokoh Golkar.
Ketika itu, kita mendengarkan wawasan berpikir seorang kiai tetesan darah etnis Madura yang termasuk tokoh NU. Beliau adalah Mursyid Tarekat Qadiririyah wa Naqsabandiyah yang diwarisi dari leluhurnya KH. Tamim Irsyad pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso yang berdiri sejak tahun 1885.
Kemudian pada era orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto (1966-1998) dengan konsep menerapkan status Dwifungsi ABRI dalam pemerintahan. Pak Harto menetapkan 2 Parpol (PPP dan PDI) dan Golkar saja yang menjadi kontestan Pemilu terhitung sejak 1978 sampai pemilu terakhir 1998.
Adapun Profil KH Mustain putra KH Romli Tamim yang mengasuh ribuan santri dan membimbing ribuan jamaah tarekat pada saat itu. Beliau sebagai tokoh NU berbeda haluan dengan para Kiai NU yang sesama pengasuh pondok pesantren dalam arus politik nasional.
Rupanya KH Mustain Romli (1931-1985) memilih Golkar sebagai wadah haluan politiknya. Dia melihat status Golkar seperti kapal besar yang mulai berlayar di Samudra Indonesia. Dengan itu, kapal kecilnya di NU dinaikkan ke kapal Golkar untuk meraih kejayaan umat Islam. Dengan demikian, maka status Pondok Pesantren yang berada di Desa Rejoso Peterongan Jombang tersebut dikenal masyarakat sebagai Pondok Pesantren Golkar (Golongan Karya).
Status Pondok Pesantren Darul Ulum tersebut salah satu dari 6 Pondok Pesantren besar di wilayah Jombang Jawa Timur, yaitu Pontren Tambak Beras, Tebuireng, Denanyar,. LDII Perak dan Tarekat Shiddiqiyah Ploso Jombang. Atas dasar eksistensi 6 pontren besar tersebut, kota Jombang disebut sebagai kota santri.
Profil nama Jombang yang konon dulu berasal dari kata Hijau dan Abang, sampai sekarang warga masyarakatnya dalam percaturan politik nasional adalah basis dari Golkar dan PDIP selain basis PPP dan PKB. Atas dasar fakta tersebut, mungkin tidak semua warga NU di Jombang akan pilih Capres Anies Baswedan dalam pemilu nanti. Afwan Wallahu aklam.
Rabu, 06 September 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Foto: PMII komfaksyahum
Editor: Abdul chalim
Al-Fatikha.....