Kegelisahannya terhadap masyarakat Banten terlontar saat memberikan pengajaran di Makkah kepada para mahasiswa/ santri dari tanah air. Bahkan Nawawi selalu menjadikan jam mengajarnya sebagai sarana untuk mengobarjan api jihad terhadap penjajahan.
Itulah yang ikut mendorong para muridnya untuk mendirikan berbagai organisasi masyarakat dan lembaga pendidikan di tanah air sebagai bagian penting dari perjuangan (jihad). Di antara murid Nawawi yang menjadi pejuang terdepan di Indonesia dalam mengembangkan Islam di Tanah air dan melawan penjajahan adalah:
K.H. Cholil Bangkalan, K. H. Ahmad Dahlan, K. H. Hasyim Asyari Tebuireng, K. H. Asnawi Kudus Jawa Tengah, K. H. Arsyad Thowil Banten, K. H. Najihun Tangerang, K. H. Tubagus Muhammad Asnawi Caringin, K. H. Ilyas Serang, K. H. Abdul Gaffar Tirtayasa, K. H. Tubagus Bakri Purwakarta, dan K. H Jahari Ceger Bekasi. Tentunya masih banyak murid sang Syaikh yang tidak bisa disesubutkan satu persatu.
Ketokohan Nawawi semakin kuat seiring dengan penyebaran karya-karyanya di Indonesia melalui murid-muridnya yang telah berkiprah luas di tanah air. Hingga kini buku-buku Syaikh Nawawi masih diajarkan disejumlah pesantren di Nusantara bahkan di lembaga-lembaga di dunia, dari masjid, majlis taklim, pesantren, sekolah, hingga ke kampus- kampus.
Sumber: Manawa (Majmu'ah Nawawi al-Bantani)
