Di bidang Hadits dan sejarah, karya Syaikh Nawawi antara lain:Tanaihul Qawl al-Hatsits, (al-Kutub al-Arabiyah), Bughyatul Awwam (Mesir: Mathba'at al-Jadidah al-Amirah, 1297 H), Al-Ibriz al-Dani fi Masjid Sayyidina Muhammad al-Syayyid al-Adnsni (Mesir: Hijr, 1299 H), Madarijush Shu'ud ila iktisa il Burud, (Mesir: Mathba'at Mushtafa al-Babi al-Halabi, 1327 H), dan Targhibul Musytaqin (Makkah: Mathba'at al-Miriyah1311 H).
Bidang Bahasa, karya Syaikh Nawawi antara lain: Fathul Ghafir al-Khaththiyah 'ala' Kawakibil Jaliyah fi Nazhmil Ajurumiyah (Mesir: Bulaq, 1298 H), Al-Fhushushul Yaqutiyah, (Kairo: Mathba'at al-Bahiyah 1299 H), Kasyful Muruthiyah 'an Sitarill Ajurumiyah (Kairo: Mathba'at Syarf, 1308 H), Lubabul Bayan Fi Ilmil Bayan (Kairo: Mathba'at Muhammad Mushthafa, 1301 H), dan al-Riyadhul Qawliyah (Mesir: 1299).
Menurut Prof. Dr. HMA. Tihami, Guru Besar UIN SMH Banten, dua kekuatan yang paling menonjol pada diri Syaikh Nawawi adalah, pertama, beliau seorang Mujahid, yang melawan penjajahan Belanda dan menggelorakan spirit perlawanan itu pada murid-muridnya. Kedua, beliau seorang Mujtahid di bidang ilmu pengetahuan yang kalibernya Internasional. Menyatunya karakter seorang Mujahid dan Mujtahid itulah yang membuat karya-karya Nawawi terus mendapatkan tempat dihati Umay Islam.
Syaikh Nawawi wafat di Syeib A'li, pinggiran kota Makkah, pada 25 Syawal Hijriah, atau 1879. Beliau dimakamkan di pemakaman Ma'la bersebelahan dengan makam anak prempuan Sayyidina Abu Bakar Ash- Shiddiq, yaitu Asma binti Abu Bakar, dan Ibn Hajar Al-Haitami, seorang Ulama besar dari Mesir. Setiap tahun selalu diadakan haul untuk sang Syaikh di Tanara Banten yang dihadiri ribuan warga dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
Sumber: Manawa (Majmu'ah Nawawi al-Bantani)
Al-Fatikha.....
Bersambung.....