Menghidupkan spirit Syaikh Nawawi al-Bantani
Ketiga, terus berkarya dalam berbagai keadaan. Seorang akan gagal berkarya di bidangnya jika ia menunggu keadaan yang sempurna. Syaikh Nawawi membuktikan bahwa di bawah tekanan dan segala kenangan pun seseorang tetap bisa berkarya.
Syarat mutlak untuk bisa berkarya adalah punya kemauan keras untuk berkarya dan punya cinta yang menggelora di dada terhadap bidangnya, perjuangannya, dan cinta terhadap kemaslahatan manusia. Sumber kemauan keras adalah Iman kepada Allah dan negeri akhirat. Sumber cinta adalah peduli dan apresiasi. Cinta akan melipatgandakan kecerdasan manusia.
Dibandingkan dengan umumnya kita hari ini, gelar akademik yang diperoleh Syaikh Nawawi tidak seberapa. Beliau bahkan tidak lulus SMA atau salju. Tapi untuk urusan kemauan keras dan cinta terhadap kemaslahatan manusia yang diwujudkan dalam karya, beliau menjadi guru kita semua.
Prof. Sholeh Hidayat, mantan Rektor Universitas Sultan Agung Tirtayasa berpendapat bahwa Nawawi muda memang tidak mengenyam pendidikan formal layaknya pemuda di zaman sekarang, namun standar profesional dunia akademik telah dilampaui nya dengan sangat excellent melalui karya-karya Intekektualnya yang sangat momunmental dan totalitasnya dalam mendakwakan imu pengetahuan Islam.
Semoga Allah menempatkan beliau di tempat yang baik di sisiNya. Aamiin. Lahu Alfatikha.....
Sumber: Manawa ( Majmu'ah Nawawi al-Bantani).
Al-Fatikha.....
Habis.....