Menghidupkan spirit Syaikh Nawawi
Catatan sejarah hanya akan menjadi dokumen yang tak memiliki kekuatan apa- apa untuk mengubah manusia jika dibaca sebagai pengetahuan untuk menjawab pertanyaan ujian atau sekedar bahan obrolan.
Tapi catatan sejarah menjadi dokumen yang sangat Powerful untuk mencerahkan pikiran dan meneguhkan hati manusia jika dibaca dengan semangat untuk ditransformasikan (diolah di dalam diri) menjadi motivasi, aksi, dan visi. Al-Qur'an memerintahkan orang-orang yang cerdas (Ulul Abshar dan Ulul albab) untuk mengambil pelajaran dari kisah- kisah terdahulu.
Dari perjalanan Syaikh Nawawi al-Bantani, seorang pemuda asal kampung tanara Banten lalu menjadi tokoh Internasional kiranya menjadikan banyak pelajaran kepada kita. Tiga hal yang sangat kontekstual dengan kebutuhan dan persolan umat Islam di Indonesia hari ini dan hari esok adalah:
Pertama, menggelorakan semangat melawan penjajahan dalam berbagai bentuk. Penjajahan didunia ini akan terus ada, baik pribadi atas pribadi, klompok atas klompok, atau bangsa atas bangsa. Ada pihak yang dijajah dan pihak yang menjajah.
Kepada orang beriman, Alloh SWT menyuruh agar menolong korban penjajahan dan pelaku penjajahan sesuai keadaannya. Menolong korban dengan cara menyadarkan posisinya, mengobarkan semangat untuk melawan penjajahan dengan kecerdasan, menghindarkan bahayanya atau dengan cara lain.
Kepada pihak yang menjaja, setiap orang mukmin diperintahkan untuk menghentikan, baik dengan kekuasaan, dengan ilmu, dengan aspirasi atau dengan doa, intinya, tidak boleh seseorang diam atau cuek terhadap kezaliman penjajahan. Penjajah adalah membawa kezaliman. Bukankah ciri umat yang terbaik itu karena masih menghidupkan api semangat amar makruf nahi munkar?
Sumber: Manawa (Majmu'ah Nawawi al-Bantani)
Bersambung.....
Al-Fatikha.....