Era Mesir Modern
Muhammad Ali Pasya adalah pendiri Mesir modern. Kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Suriah. Pasukannyapun ikut berperang bersama Turki Utsmani di Yunani, Asia Kecil, hingga Eropa Timur. Tapi sayang, pada tahun 1840, Mohammad Ali Pasya diasingkan oleh Sultan Utsmani atas desakan Inggris.
Sesudah Mohammad Ali Pasya, Mesir diperintahkan oleh Anas I (1848-1854) dan Sa'id (1854-1863). Namun, pada masa mereka Mesir mengalami kemerosotan.
Pemimpin Mesir selanjutnya adalah Khedive Ismai'il (1863-1879). Ia memperbaiki kehidupan kembali sosial-politik di Mesir. Pada masanya, Terusan Suez dibuka untuk pertama kali pada 17 November 1869.
Kemudian Isma'il digantikan oleh anaknya, Taufiq (1879-1892). Tapi pemerintahannya sangat dekat dengan Inggris. Oleh sebab itu, terjadi revolusi yang dipimpin oleh Ahmad Orabi. Pada masa-masa genting seperti ini, Ingris melakukan agresi militer ke Mesir dan berhasil menduduki Kairo pada 14 Desember 1882. Dampaknya, Mesir kemudian menjadi protektorat Inggris mulai tahun 1914 dan dengan demikian lepas dari genggaman Turki Utsmani.
Seusai perang Dunia I pada November 1918, di Mesir muncul seoarang pemimpin yang bernama Sa'd Zaghlul. Ia berusaha menuntut kemerdekaan dari Inggris. Tuntutan tersebut dijawab Inggris dengan menangkap dan mengasingkan Zaghlul. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Mesir sehingga pada 9 maret 1919 terjadi revolusi besar menentang Ungu di Kairo dan seluruh penjuru Mesir. Akibatnya Inggris pun membebaskan Zaghlul.
Inggris kemudian memberikan kemerdekaan terbatas kepada Mesir pada 1922. Sistem pemerintahan Mesir pun berubah menjadi monarki konstitusional, dengan Fu'ad I sebagai Rajanya. Sistem ini berlangsung hingga kini 1953.
Sumber: Encyclopedia Of Islamic Civilization
Bersambung.....