Notification

×

Iklan

Iklan

Selamat Tinggal Politik Cebong dan Kampret

| September 03, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-04T03:23:01Z

Fatwa Pujangga yang dipegang teguh para politisi di muka bumi sebagai pijakan dalam dunia politik bahwa Politikus boleh berbohong selama mereka menggunakan logika yang benar. Istilahnya sering disebut dengan Tipu Muslihat. Bedanya dengan pijakan akademisi bahwa Para akademisi di kampus boleh saja salah, asalkan mereka tetap jujur".

Kemarin ketika kita mendengarkan orasi tiga orang politisi dalam acara deklarasi Anies dan Muhaimin menuju pilpres 2024 di hotel Yamato (Majapahit) di jalan Tunjungan Surabaya. Kita mencatat statemen politik dari Tn Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem yaitu Selamat tinggal politik Cebong dan Kampret yang dimulai pada tahun 2015 sampai 2023.

Ketika kita melihat dan memperhatikan wajah sirius dan karismatik tokoh nasional Kelahiran Kotaraja (Banda Aceh), seorang pengusaha nasional dan wartawan senior sahabat karib Tn Jusuf Kalla, Tn Luhut Binsar Panjaitan, Tn Abu Rizal Bakrie dan tetokoh nasional Partai Golkar lainnya yang bernama Tn Surya Paloh.

Kita lalu ingat memori kisah tawaf dari Tanah Serambi Makkah pada tahun 2014 dan 2017. Kita sempat menelusuri jalan raya dari Tugu Titik Nol Km Sabang Merauke di pulau Weh sampai ke kota Lhokseumawe Aceh Timur. Wilayah tersebut adalah tanah kelahiran para ulama dan para pahlawan nasional, seperti Syeikh Hamzah Fansuri, Sultan Iskandar Muda, Teuku Umar, Teungku Cik Di Tiro Termasuk Ketua Umum PPP Tn Ismail Hasan Metarium.

Dalam catatan sejarah Islamisasi di wilayah Nusantara, bahwa kerajaan Islam pertama yang berdiri adalah Kerajaan Pasir (Pasei) pada abad ke 13 di pesisir pantai timur Tanah Aceh. Pada saat itu masih berkembang kerajaan Budha Sriwijaya yang pusatnya di Kota Palembang Sumatera Selatan.

Sejarah Islam tersebut menunjukkan, bahwa kesadaran politik masyarakat Aceh di Bumi Pertiwi lebih dulu dibandingkan dengan warga masyarakat di Tanah Papua yang masih gencar sampai sekarang dalam gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di abad ke 20.

Atas dasar sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dipimpin Teungku Muhammad Hasan Tiro di luar negeri. Sekarang berdiri 6 parpol lokal di Provinsi Aceh yang berjuang ingin menerapkan dan menegakkan syariat Islam di wilayah yang disebut Serambi Makkah. 

Ketika tawaf di kota Banda Aceh, kita sempat menyaksikan pelaksanaan kasus hukuman cambuk oleh seorang algojo terhadap beberapa orang warga negara yang terbukti melakukan maksiat. Hukuman cambuk tersebut dilakukan di halaman masjid sebelum ibadah Salat Jumat yang disaksikan anggota masyarakat di sekitarnya. Afwan Barokallah Amien.

Ahad, 03 September 23
Sabdasheh. 
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim


×
Berita Terbaru Update