Notification

×

Iklan

Iklan

Warna Warni Kehidupan Umat di Muka Bumi

| September 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-23T14:45:28Z
Alhamdulillah, siang tadi kita bertemu dan ngobrol agak lama dengan Tn Sutikno di warung kopi di pinggir jalan di Margo Rukun Surabaya. Beliau bercerita tentang kisah lika liku perjalanan hidupnya sampai usia 60 tahun lebih. Dia pernah berstatus Kristiani selama hampir setahun ketika berada di Kediri Jawa Timur dengan nama baptis Stepanus.

Dalam ceritanya, beliau sudah 3 tahun ini berstatus sebagai muslim kembali dan kenyang dalam kehidupan gelap yang disebut dengan istilah Lima M, yaitu Minum, Main, Madat, Madon dan Maling. Hal tersebut dikenal dengan istilah Mo Limo dalam dakwah wali songo di pulau Jawa sekian abad yang lalu.

Ketika beliau menjelaskan tentang perbedaan antara istilah minum dan mabok. Kita ingat tentang kisah tawaf di Bumi Cendrawasih. Kita menyaksikan beberapa orang warga Papua yang Kristiani sedang mabok berjalan kaki di jalan raya di kota Sorong, Manokwari, Jayapura, Merauke dan Wamena Jayawijaya. Atas dasar fakta tersebut muncul Pergub Papua tentang larangan warga negara minum minuman keras.

Selain itu, kita ingat kisah dari kerabat kita di dusun Simpang Agung Tn Asrun yang sejak usia sekolah merantau ke wilayah Jambi selama setengah abad sampai mendapatkan pasangan hidup kelahiran Jambi. Beliau dikenal warga di perantauan dengan sebutan Jawara yang ditakuti dan disegani oleh kawan dan lawan di tengah masyarakat.

Dari percikan kisah lika liku perjalanan hidup yang bergelimang dalam beragam warna warni kehidupan. Tampaknya ada sisi kesamaan dalam berbagai pengalaman. Mereka pernah punya uang banyak dalam status jutawan hasil dari usaha perjudian, kemudian uang tersebut habis tanpa sisa dan bekas sama sekali.

Atas dasar pengalaman hidup tersebut, mereka bersyukur berumur panjang dan masih sempat bertaubat. Mereka faham betul tentang tafsir ayat suci al-Quran tentang hikmahnya larangan umat berbuat maksiat di tengah masyarakat. Misalnya wasiat agama tentang larangan umat bermain judi, karena hal tersebut merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Mereka termasuk warga yang beruntung bisa memahami kebenaran ajaran agama dari pengalaman selama hidup. Mereka itu faham betul tentang makna takdir yang ditetapkan pada setiap insan yang hidup di muka bumi. Afwan Wallahu aklam.

Sabtu, 23 September 23
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul chalim
×
Berita Terbaru Update