Notification

×

Iklan

Iklan

Gelar Akademis Dipasang Dalam Undangan Acara Resepsi Perkawinan

| Oktober 30, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-30T11:13:31Z
Bulan lalu kita baca berita menarik di media online tentang acara pengukuhan 5 orang guru besar di kampus Universitas Sebelas Maret (ANS) Solo Jawa Tengah. Salah seorang dari mereka bernama Tn Muhammad Cahyadi.Guru Besar Fakultas Peternakan, beliau kelahiran dari Desa Pama Salak Jarai kabupaten Lahat Sumsel. Usianya baru 37 tahun sama dengan usia Tn Gibran Rakabuming Raka Wali kota Solo yang berstatus calon wakil presiden Tn Prabowo Subianto Ketum Partai Gerindra.

Status Tn Muhammad Cahyadi konon tercatat sebagai guru besar termuda di Indonesia. Beliau meraih gelar Ph.D (Doktor) di Korea Selatan dalam usia masih 30 tahun. Berbeda dengan sahabat karib kita, Tn Asep Saifuddin Chalim Ketua Umum PERGUNU yang meraih gelar Profesor setelah usia 65 tahun, yaitu pada tahun terakhir beliau menjelang masa pensiun dari dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK) di kampus UINSA Surabaya.

Alkisah ketika kita masih aktif sebagai dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).UINSA Surabaya. Ada diskusi kecil di warung kopi bersama kekawan seprofesi yang ingin mengusulkan kepada Dekan dan Rektor untuk memberikan gelar Doktor HC kepada Rhoma Irama sebagai Raja Dangdut Indonesia yang sudah berhasil menciptakan syair Nada dan Dakwah lebih dari seribu judul. Beliau seniman yang termasuk dalam kelompok pelaku metoda Dakwah bial- Syi'ar.

Kemudian tentang sejarah hidup Pn Megawati Soekarnoputri yang tercatat sebagai presiden kelima setelah Presiden Gus Dur dan sebelum Presiden SBY. Beliau pernah kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung. Namun beliau tidak sempat diwisuda bersama mahasiswa lain yang meraih gelar kesarjanaan Insinyur (SP). Namun sekarang beliau telah mendapatkan beberapa macam gelar Doktor HC dari kampus di dalam negeri dan manca negara, bahkan status Profesor Honoris Causa.

Dalam hal gelar akademis, muncul sepucuk pertanyaan dari para Netizen sebagai warga negara Indonesia. Kenapa status Presiden Jokowi yang dipuji dan dihormati oleh kepala negara di pelbagai belahan bumi. Beliau belum mendapatkan gelar Doktor HC dari kampus kenamaan di wilayah Nusantara ? 

Bahkan yang muncul di ranah publik, justru semacam fitnah yang masih digoreng warga sampai sekarang, bahwa Presiden Jokowi berani menggunakan ijazah palsu di Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta sejak menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.

Konon masyarakat Amerika Serikat yang sudah maju dalam peradaban, mereka yang pernah studi sampai program S.3 dengan gelar Ph. D sangat jarang memakai gelar tersebut, kecuali dalam seminar internasional di kampus yang membahas masalah yang terkait dengan disiplin ilmu mereka, seperti Presiden Barack Obama bergelar Ph.D (Philosofi of Doktor) yang jarang digunakannya.

Tampaknya berbeda dengan budaya kita di wilayah Nusantara yang masih sering dan senang menggunakan beragam macam gelar akademis. Sekalipun dalam acara di luar forum kajian keilmuan, seperti dalam undangan rapat pertemuan rutin jamaah masjid tertera dalam kertas undangan nama ketua dan sekertaris takmir yang memakai gelar di depan dan di belakang nama mereka. Hal tersebut termasuk dalam kertas undangan lainnya, seperti dalam undangan acara resepsi pernikahan. Afwan Barokallah Maqbulan Amien.

Senin, 30 Oktober 23
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update