Notification

×

Iklan

Iklan

KH. Saifuddin Zuhri (1919-1986) Pejuang Bersahaja dari Sokaraja 2 (Dua)

| Oktober 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-18T12:01:35Z
tegursapanews -  Ketika di Solo, Saifuddin remaja menjadi Koresponden surat kabar pemandangan (Jakarta) dan Dsrmokondo (Solo). Dari penghasilannya, ia berhasil membiayai sekolahnya di Madrasah Mambaul Ulum. 

Selanjutnya, ia meneruskan sekolah ke Madrasah Salafiyah. Pada 1938, Saifuddin turut hadir dalam Kongres Bahasa Indonesia, yang diselenggarakan di Gedung Habipraya, Solo. Acara ini penting untuk di liput, karena merupakan agenda Nasional yang layak menjadi berita. 

Karir Jurnalistik Saifuddin semakin terasa dengan semangat tinggi dan jam terbang yang bertambah. Minat menulis ini, menjadi kunci keberhasilan Kiai Saifuddin dalam berdakwah dan berjuang. 

Ia juga mengabdikan diri untuk mengembangkan beberapa media Nahdlatul Ulama. Selain itu, Kiai Saifuddin Zuhri dikenal sebagai penulis memoar dan kisah sejarah Nahdlatul Ulama. 

Buku-bukunya hingga kini menjadi referensi penting, semisal: Palestina dari Zaman ke zaman (1947), Agama unsur mutlak dalam national building (1965), KH. Abdul Wahab Chasbullah, Bapak pendiri NU (1972), Guruku orang-orang pesantren (1974), Sejarah kebangkitan Islam dan perkembangannya di Indonesia (1979), Berangkat dari pesantren, dan beberapa karya lain. 

Kiai Saifuddin Zuhri pernah menjadi ketua Gerakan Pemuda Ansor di Jawa Tengah kawasan selatan, serta menjadi konsul Nahdlatul Ulama kedu. 

Ia juga tetap mengajar di Madrasah untuk mengabdikan ilmu yang pernah dipelajari di pesantren. Ketika berlangsung revolusi kemerdekaan.

Kiai Saifuddin Zuhri bergerak untuk mengorganisir pemuda santri di barisan Laskar Hizbullah. Ia bersama Jendral Soedirman (1915-1950) menggerakkan pasukan pemuda dan santri untuk melawan tentara Kolonial. 

Bersambung.... 
×
Berita Terbaru Update