Bersama anak dan istrinya yang sedang hamil tua, ia menyusuri tebing curam dan licin selama beberapa satu bulan dengan melewati lebih dari 22 desa sebagai tempat berlindung dari kejaran tentara Belanda.
Perjuangan Saifuddin Zuhri dalam mengawal kemerdekaan bangsa pada masa revolusi menarik direnungkan. Niat tulusnya dalam mengabdi untuk bangsa, tidak ditujukan untuk merebut jabatan.
Padahal, karir militernya ketika mengonsndo Laskar Hizbullah (Laskar Militer Santri) pada posisi strategis, yang sering berbarengan pimpinan Jendral Soedirman.
Ia tidak ingin jabatan dari pemerintah, hal ini digambarkan dalam memoar yang ditulisnya, ketika mengenang tawaran jabatan dari menteri Pertahanan Amir Syarifuddin (1907-1948):
Bersambung.....
