Alkisah Jumat kemarin, waktu ngobrol di atas mobil bersama Tn Suharsana Drh dari Sidoarjo ke Bojonegoro terucap cerita opini warga yang memuji tentang manajemen Masjid al-Furqan Manggalarang. Masjid tersebut disebut Masjid warga Muhammadiyah sejak berdirinya Masjid Ansharullah sebagai wakaf ormas NU Candi.
Pada 12 Agustus 23 yang lalu, kita keluyuran sampai ke Pantai Midodaren yang berada di Pantai Selatan Tulungagung Jawa Timur. Ketika pulang kita mampir di sebuah masjid raya yang termasuk megah dengan nama Masjid Raya al-Fattah wakaf dari seorang pengusaha importir kacang dari Amerika kepada Ormas Muhammadiyah.
Keistimewaan Masjid Raya al-Fattah Tulungagung tersebut diresmikan oleh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tn Jusuf Kalla pada 29 Maret 22 yang disaksikan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Tn Haedar Nashir dan Ketua Umum PWM Jawa Timur Tn Saad Ibrahim, selain disaksikan Gubernur Jawa Timur Pn Khafifah Indar Parawansa dan para pejabat daerah lainnya.
Hal yang tentu sangat menarik untuk dijadikan teladan bagi para miliarder, bahwa pengusaha importir kacang asal Tulungagung tersebut yang bernama Tn Sutrimo hanya berpendidikan sekolah dasar dan berpenampilan sangat sederhana. Beliau selain mewakafkan Masjid Raya al-Fattah yang bernilai miliaran rupiah, juga mewakafkan 12 unit SPBU di Tulungagung kepada Persyarikatan Muhammadiyah.
Kembali kepada kisah dan status Masjid Ansharullah di Perum Manggalarang Sidoarjo. Pada awal masjid tersebut dibangun, kita pernah ngobrol empat mata dengan sponsor masjid tersebut yang bernama Tn Haji Saleh yang dikenal sebagai seorang miliarder.
Pada saat itu kita memberikan usulan dan saran kepada beliau untuk membangun masjid tersebut secara pribadi dengan nama dirinya sendiri yaitu Masjid Ali Salih (Keluarga Haji Saleh). Kemudian setelah tuntas langsung diwakafkan kepada warga kampung. Afwan Barokallah Amien.
Senin, 09 Oktober 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim
