Dalam buku yang berjudul "Mutiara Islamisasi Dari Aceh Hingga Merauke" editor Tn Dr. Sokhi Huda Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINSA Surabaya yang terbit pada tahun 2019. Di dalamnya termuat rumusan beraneka ragam metoda dakwah Islam, salah satu diantaranya rumusan tentang Metoda Dakwah bial-Qatli (Islamisasi via Peperangan).
Rumusan tersebut berdasarkan pada sejarah kehidupan Rasul Global Nabi Muhammad SAW dalam melakukan islamisasi selama 23 tahun di kota Makkah dan Madinah (610-623 m) di Jazirah Arab. Dalam sejarahnya tercatat, bahwa beliau pernah sampai 27 kali terlibat langsung dalam peperangan sebagai komando jihad. Salah satu diantaranya ketika umat Islam perang melawan kafir Quraisy dalam kisah penaklukan kota Makkah tempat kelahirannya.
Adapun perintah kewajiban Perang dalam Islam yang bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi kedamaian dalam hidup beragama, berbangsa dan bernegara. Hal itu terekam dalam Surat al-Baqarah ayat 216. Ketika itu umat Islam enggan untuk berjihad fisabilillah, sehingga turunlah wahyu tersebut sebagai asbabul nuzul.
Masalah kasus peperangan antara umat Islam dengan umat yang lain di permukaan bumi tercatat dalam sejarah dakwah Islam, seperti Perang Salib di Timur Tengah antara umat Islam dan umat Kristen selama dua abad. Dalam kisah Perang Salib tersebut termasuk kisah tentang perebutan wilayah Palestina yang sekarang diduduki negara Israel.
Dalam sejarah Islamisasi di wilayah Nusantara tercatat puluhan kali peperangan, seperti kisah Perang Aceh yang dipimpin Teuku Umar dan Tjoet Njak Dien. Perang Padri di Sumatera Barat yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol, Perang Diponegoro di Jawa Tengah, termasuk Perang di Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang disebut Perang Fi Sabilillah melawan tentara Inggris.
Selain kasus perang antar umat beragama seperti tragedi di pulau Ambon Kepulauan Maluku. Juga terjadi perang antar suku di Nusawi seperti tragedi Perang antara Suku Dayak dan Etnis Madura yang meninggalkan monumen kuburan massal ribuan warga Madura, yang pernah kita kunjungi di kota Sampit Kalimantan Tengah pada bulan April 2017.
Demikian pula perang yang terjadi di Bumi Cendrawasih dalam kasus politik nasional sampai saat ini yang dikenal dengan istilah gerakan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) yang digerakkan oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang masih terus aktif bergrilia di tengah hutan belantara, seperti di Intan Jaya wilayah Papua Tengah. Barokallah Amien.
Jumat, 13 Oktober 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim