Eksistensi Partai Politik Islam hanya lahir, tumbuh dan berkembang di wilayah Aceh sebagai Partai Lokal. Sedangkan untuk Partai Nasional istilahnya disebut Partai Agamis Pancasilais, seperti PPP, PKB, PAN, PKS, PBB, dan lainnya.
Dengan itu tidak perlu heran jika kader PKS, PKB, dan PAN di wilayah Indonesia Timur seperti di Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Tanah Papua sebagian mereka itu berstatus non-muslim.
Info terbaru dalam survei LSI bulan September 23 hasilnya disebutkan, bahwa PDI-P mampu meraih suara sampai 24 persen dalam pemilu 2024. Sedangkan PPP hanya meraih suara 2,4 persen, dia bisa disebut partai buntung karena akan keluar dari parlemen. Dalam hal ini timbul pertanyaan dari warga negara, apa dasarnya PDI-P bisa menjadi partai unggul dari partai politik yang lainnya ?
Jawabnya, mungkin karena statusnya sebagai Partai Nasional Pancasilais yang termasuk Sekuler, sama seperti status Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dibentuk dan digandrungi muda mudi di wilayah Nusantara. Sekarang PSI dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi yang masih muda belia berusia 28 tahun yaitu Tn Kaesang Pangarep kelahiran Solo.
Sekarang masyarakat Indonesia menilai ada parpol yang tampaknya beruntung, seperti Partai Demokrat sebagai Partai Nasionalis Pancasila, setelah menyatakan keluar dari koalisi perubahan, kemudian bergabung ke koalisi Indonesia Maju dengan bacapres Tn Prabowo Subianto Ketum Partai Gerindra.
Konon ada sinyal dari istana negara akan mendapatkan jatah kursi kabinet Indonesia Maju di akhir masa bakti Presiden Jokowi. Dalam bulan Oktober ini ada kemungkinan akan terjadi reshuffle kabinet, karena Menteri Pertanian Tn Syahrul Yasin Limpo kader Partai Nasdem telah mengundurkan diri atas dasar disangka KPK telah melakukan korupsi.
Dalam hal ini jauh berbeda dengan Profil Tn Yasin mantan Mentan dari Makassar Sulawesi Selatan, karib kerabat dan sahabat karib kita yang bernama Tn Yasin di Desa Daton Kapas Bojonegoro dan di kampung Manggalarang Candi Sidoarjo. Profil keduanya disebut orang yang lugu di tengah masyarakat dalam statusnya sebagai santri yang aktif beribadah salat rawatib di Masjid al-Furqan. Afwan Barokallah Amien.
Jumat, 06 Oktober 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor Abdul Chalim