Mutazilah
tegursapanews - Perkembangan keilmuan yang saat itu kuat di Baghdad, membuat Abu Hanifah harus bersentuhan dengan berbagai aliran pemikiran demi memperdalam ilmu agama.
Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan ilmu apa yang terlebih dahulu dipelajari Abu Hanifah. Apabila menurut buku-buku sejarah Irak, disebabkan pada waktu itu berkembang tiga kajian ilmu, yakni kajian ushul akidah, kajian Hadis dan periwayatannya, juga kajian fiqih dan fatwa.
Ada sebagian ahli sejarah yang mengatakan bahwa Abu Hanifah terlebih dahulu belajar Ushul akidah dan metode-metode perdebatan, baru kemudian belajar Fiqih. Riwayat lain mengatakan bahwa beliau langsung belajar Fiqih dan menjadi ahli dibidang itu.
Diriwayatkan pula, pada awalnya tidak ada ulama yang mengajak beliau secara langsung untuk ikut dalam kajian.
Baru kecerdasan Abu Hanifah tampak, mereka mulai mengajak beliau ikut dalam barisan dakwah.
Bahkan, Abu Hanifah diriwayatkan ikut terlibat dalam perdebatan sengit dengan Ulama masing-masing kelompok hingga akhirnya berlabuh di majelis Hammad bi Abu Sulaiman, seorang guru yang mengantarkannya menjadi seorang alim dalam masalah Fiqih.
Kelak, nama ini diberikan kepada anak laki-laki Abu Hanifah. Sayangnya, tidak ada yang mengetahui secara pasti sejak usia berapa Abu Hanifah belajar kepada sang guru.
Pastinya, hal itu dilakukan sejak dirinya lebih banyak meluangkan waktu untuk menuntut ilmu.
Bersambung.....