tegursapanews - Berguru membuat Abu Hanifah semakin berkembang dan terasa kecerdasan juga logikanya.
Tentu saja beliau menjadi lebih mengalami dan paham ilmu agama. Di dalam sebuah riwayat, tercatat bahwa Abu Hanifah melakukan perjalanan sebanyak 22 kali ke Bashrah untuk berdebat dengan para ulama dari berbagai Mazhab dan aliran pemikiran yang ada disana.
Begitu juga sebaliknya. Banyak di antara Ulama Bashrah yang melakukan perjalanan ke Kuffah untuk melakukan hal serupa.
Selain perdebatan Akidah, ada juga perdebatan Fiqih yang biasanya dilakukan pada musim haji, momen bagi para Ulama dari berbagai penjuru negeri untuk berkumpul dan menunaikan rukun Islam kelima.
Diriwayatkan dalam momen haji, Abu Hanifah pernah berdebat dengan Imam Malik Rahimahullah.
Perlu diketahui, perdebatan diantara para Ulama pada masa ini adalah hal yang lumrah. Diantara mereka ada yang justru lebih didorong rasa nepotisme kelompok. Misalnya, Ulama dari Bashrah yang melakukan debat dengan Ulama Kufah.
Sesungguhnya untuk menunjukkan bahwa negerinya adalah sarang Ulama-ulama hebat. Namun demikian, ada diantara mereka yang melakukannya secara ikhlas demi mencar kebenaran.
Sesungguhnya, sejak masa Rasulullah SAW. Sudah terdapat dua kubu Ulama. Di antara mereka ada yang terkenal sebagai ahli Riwayah dan ahli Ra'yi (Logika).
Ini bukan saja terdapat dikalangan sahabat, namun juga di kalangan Tabi'in dan Tabi'i Tabi'in. Pada masa ini, pertarungan antara Mazhab ahli Ra'yi dengan Mazhab ahli Riwayah sangat kuat.
Jika Hijaz terkenal sebagai sarang ahli hadis maka Kufah atau Baghdad terkenal sebagai sarang ahli Ra'yi.
Bersambung.....