Bagi Abu Hanifah, bukan hanya shalat wajib yang harus di tunaikan, melainkan juga shalat-shalat Sunnah.
Waktu yang tersedia pun seolah tidak cukup untuk beliau menghambakan diri kepada Allah Swt.
Karena itu, waktu tidur beliau digunakan untuk mendekatkan diri kepadanya, sebagaimana diriwayatkan Abu Al Juwairiyah yang berkata, "aku menemani Abu Hanifah selama enam bulan dan aku tidak melihatnya semalampun tertidur."
Riwayat senada datang dari Umm Humaid. Ia berkata, "Abu Hanifah tidak pernah berbantalan kasur semalampun sejak aku mengenalnya. Beliau hanya tidur di antara Dzuhur dan asar ketika musim panas, serta pada awal musim dingin, di masjidnya."
Umm Humaid adalah perempuan yang menyusui anak Abu Hanifah dan tinggal bersamanya selama lebih dari satu tahun. Jika demikian, selama waktu tersebut, Umm Humaid tidak pernah sama sekali menyaksikan Abu Hanifah tidur. Waktu beliau habis untuk beribadah pada malam hari.
Sama halnya dengan Umm Humaid, Abu Sufyan meriwayatkan, "Abu Hanifah mengerjakan shalat Isya dan shalat subuh dengan satu wudhu. " bahkan, ditambah oleh Ibn Al-Mubarak, Abu Hanifah pernah di suatu waktu mengerjakan shalat lima waktu dengan satu wudhu.
Bersambung.....
