Inti dari perjalanan beliau ke Eropa dalam menemukan hakikat renaissance yang ada di dunia Islam adalah upaya pecah belah yang dihembuskan oleh dunia Barat, khususnya Belanda dan Prancis.
Kyai Ridwan bertanya:
"Dari mana sampean tahu?"
"Karena saya berhasil masuk ke tempat-tempat perpustakaan di Belanda" Jawab Kyai Mas Alwi.
"Bagaimana caranya sampean bisa masuk?" Tanya Kyai Ridwan lebih jauh.
"Dengan menikahi wanita Belanda yang sudah saya Islamkan. Dialah yang mengantar saya ke banyak perpustakaan. Untung saya tidak memiliki anak dengannya". Jawab Kyai Mas Alwi.
Setelah KH. Mas Alwi mengerikan kisah beliau di Eropa, kemudian Kyai Ridwan Abdullah berkata:
"Begini dik Alwi, saya ingin menjadi pembeli terakhir di warung ini".
Ya jelas terakhir, kang Ridwan, karena ini sudah malam" Jawab Kyai Mas Alwi.
Kyai Ridwan berkata:
"Bukan begitu, sampean harus kembali lagi ke sekolah Nahdlatul Wathan. Sebab saya sekarang sudah tidak ada yang membantu. KH. Wahab Chasbullah sekarang lebih aktif di Tashwirul Afkar. Sampean harus membantu saya".
Di pagi harinya, sebelum KH. Ridwan sampai di sekolah, ternyata Kyai Mas Alwi sudah ada di sekolah Nahdlatul Wathan, Kyai Ridwan bertanya:
"Kok sudah ada di sini?"
"Ya kang Ridwan, tadi malam saya tawarkan warungnya ternyata laku di beli orang. Makanya uang ini kita gunakan untuk sekolah n ini" jawab Kyai Alwi.
Akhirnya dua tokoh tersebut bersama-sama membesarkan sekolah Nahdlatul Wathan yang berada di Surabaya.
Bersambung.....
