tegursapanews - Cara mudah dan sederhana itu dikerjakan oleh Hidayatullah puluhan tahun. Hasilnya, ribuan santri telah menjadi dai dan Mujahid dakwah. Mereka adalah orang-orang yang terpilih meniti karir dakwah sebagai jalan hidupnya. Inilah karir terbaik yang dipilihkan Allah Swt, sebagaimana dalam firman-Nya:
"Dan Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, 'Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)'?" ( Fussilat [41]:33)
Lebih tegas lagi Allah Swt berfirman:
"Katakanlah (Muhammad), 'inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik'. " (Yusuf [12]: 108)
Para santri, yang dalam bahasa Arab di sebut thalib atau thawalib (jamak), digembleng secara khusus, baik fisik, mental, maupun spritual, agar menjadi pasukan dakwah yang siap di kirim ke mana saja.
Bahkan bagi santri yang siap menikah, akan dicarikan pasangan hidup dari kalangan santri putri yang juga siap mendampingi suaminya ke tempat tugas. Mereka akan dinikahkan dalam sebuah perhelatan bernama nikah Mubarakah.
Mengapa harus repot-repot menikahkan? Sebab menikah itu perintah syariah. Bahkan, jika di kaitkan dengan maqashid syari'ah, menikah itu akan menjaga agama dan kesucian jiwa dari nafsu syahwat yang cenderungan kepada Fahsya' dan munkar.
Pendidikan agama bagi para santri yang sering diabaikan adalah menjaga kesucian anak-anak didik. Lahirnya santri yang dimasa mudahnya senantiasa beribadah kepada Allah Swt, menjauhi maksiat, dan taat sepenuhnya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, adalah hakikat pendidikan Islam.
Bayangkan, setelah sepuluh hingga duapuluh tahun pernikahan Mubarakah tersebut, kini telah lahir generasi baru penghafal al-Qur'an, yang faqih di bidang agama, dan fokus mengurus pendidikan dan dakwah. Inilah aset Hidayatullah terbesar saat ini.
Subhanallah, pekerjaan sederhana yang ditekuni dengan segenap kesungguhan dan keikhlasan kini membuatkan karya monumental berupa 600 lebih Pesantren, lengkap dengan jenjang pendidikannya.
Demikian juga ribuan rumah Qur'an, yang tersebar seantero nusantara. Sebagian dari pimpinan amal-amal usaha itu adalah putra putri pasangan santri yang dulu dinikahkan dalam pernikahan Mubarakah.
Bersambung.....
