tegursapanews - Penemuan Hieroglif yang paling menggemparkan dalam sejarah modern adalah penemuan Batu Rosetta pada sekitar tahun 1799. Orang yang mendapatkan penghargaan karena bisa menafsirkan tulisan tersebut adalah Jean Francois Champollion.
Pada awalnya, orang Mesir menggunakan bentuk gambar tulisan yang kasar, seperti yang digunakan oleh suku-suku primitif di seluruh dunia. Hieroglif adalah gambar yang masing-masing mewakili obyek alamiah.
Matahari di gambarkan sebagai piringan, bulan digambar sebagai bulan sabit, air digambarkan oleh garis gelombang, orang dengan bentuk orang, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, tulisan hambar ini tidak dapat mewakili kata-kata atau benda-benda yang tidak dapat dilihat mata seperti pikiran, cahaya, dan hari.
Maka, Hieroglif pun lebih dianggap sebagai simbol ide dari pada sebuah gambar objek. Piringan dapat juga seperti hari, bukan hanya seperti matahari, ide-ide ini disebut dengan "Hidiogram".
Perkembangan Hieroglif selanjutnya adalah penggunaan gambar untuk mewakili bunyi dari pada untuk mewakili objek sesungguhnya.
Misalnya, sebuah gambar lebah bisa jadi bukan berarti seranggah, melainkan merujuk pada kata lebah.
Daun dapat memiliki arti percaya (kita gunakan kata dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam menunjukkan bagaimana cara kerjanya).
Hieroglif seperti itu, yang digunakan sebagai bunyi, dan dikenal dengan nama "Fonogram".
Bersambung.....