tegursapanews - Kemarin kita dengar obrolan warga sambil guyonan di warung kopi. Dia ngomong tentang status dirinya adalah warga PKB yang tidak pilih cawapres Tn Muhaimin, tapi akan coblos cawapres Tn Mahfud MD kadernya Gus Dur. Padahal yang diajak ngomong sambil minum kopi sahabatnya sendiri yang fanatik pada Paslon AMIN. Keduanya adalah aktivis jamaah yasinan dan tahlil di kampung yang hampir tiap hari bermain catur.
Berbeda dengan sahabat karib kita kelahiran Solo Jawa Tengah yang sekampung dengan Presiden Jokowi. Beliau sering kirim info dan video via WA tentang konstituen yang lebih senang terhadap Paslon GAMA ketimbang Paslon PROBRAN dan Paslon AMIN.
Selain itu, sahabat karib kita yang berdomisili di Bondowoso dan Bandung Jawa Barat sering kirim info dan video via WA tentang pilihan yang ideal Paslon AMIN, atas dasar bahwa capres Tn Anies Baswedan fasih ngomong dalam bahasa Inggris.
Kemudian sahabat kita yang lain mengucapkan doa singkat yang intinya "Semoga capres Tn Prabowo Subianto Sukses meraih cecitanya yang sudah berulang kali menjadi kontestan pilpres sejak tahun 2009". Kawan kita merasa impati dan kasihan jika berulang kali gagal.
Ternyata model kampanye pilpres tersebut, dengan hanya posting info dan video via WA kepada karib kerabat dan sahabat karib yang bersambung terus menerus dari Sabang di Aceh sampai ke Merauke di Papua Selatan.
Tampaknya cara kampanye tersebut lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan orang kampanye di tanah lapang yang terbuka, seperti jurkam yang pidato panjang di depan ribuan massa di Gelanggang Olahraga.
Sebuah harapan dari semua warga negara di wilayah Nusantara, bahwa dalam berbagai ragam bentuk kampanye menjelang pemilu, kita tetap harus selalu waspada dan menjaga etika komunikasi yang sopan santun. Hal itu demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam kehidupan yang rukun dan damai di tengah masyarakat. Kita sebagai warga negara adalah saudara sebangsa dan setanah air di bumi Pancasilais. Barokallah Amien
Kamis, 16 November 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor : Abdul chalim