tegursapanews - Status anak anak Indonesia di zaman milinium lebih beruntung dibandingkan dengan takdir anak anak di zaman Hindia Belanda seabad yang silam. Sekarang pemerintah Indonesia setelah meraih kemerdekaan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sangat peduli dan memperhatikan masalah pendidikan generasi muda di wilayah Nusantara.
Alhamdulillah pada saat ini eksistensi lembaga pendidikan negeri dan swasta tidak hanya ada di ibukota, tapi sudah berdiri sampai di pelosok kampung pedalaman, mulai dari lembaga pendidikan Kelompok Bermain (Play Group) sampai kampus Perguruan Tinggi (University) Program S.3 (Doktor).
Hal itu seperti yang pernah kita dengar selama ini, bahwa karib kerabat kita Pn Nisti Rosita berstatus sebagai guru Taman Kanak Kanak (TK) di Desa Nanjungan Merapi Timur Lahat Sumsel. Kemarin kita sempat berkunjung ke kampus Universitas H. Abdul Chalim di Desa Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Karib kerabat kita di Surabaya Pn Elly Nurlaily SA alumni FTK UINSA Surabaya merasa sangat bersyukur berstatus sebagai salah seorang tenaga pendidik anak anak balita di Yayasan TK Islam Ma'arif. Demikian pula sahabat karib kita Tn Syaiful Ahrori yang sudah berstatus pensiun sebagai dosen. Beliau tetap aktif menebarkan ilmu pengetahuan kepada para santri dan mahasiswa di Pontren Kandangan Jombang Jawa Timur.
Status Guru di lembaga pendidikan dasar Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak adalah tokoh awal di tengah masyarakat yang berperan aktif mengenalkan IAD (Ilmu Alamiah Dasar) seperti pengenalan angka 0.sampai 9 dan huruf A sampai Z. Barokahnya ketika anak anak tersebut masuk ke Sekolah Dasar, mereka sudah bisa berhitung dan membaca tulisan di buku pelajaran dan tulisan lainnya.
Berbeda dengan peran dan status Dosen di Perguruan Tinggi seperti Profesor (Guru Besar) di lingkungan kampus yang tugasnya sebagai pembimbing tata pikir para mahasiswa dalam program studi S.1 sampai S.3. Adapun tata cara dan proses bimbingan antara dosen dan mahasiswa selama ini sudah bisa dilakukan jarak jauh dengan menggunakan teknologi canggih tol langit.
Beberapa tahun terakhir ini ratusan mahasiswa dari pelosok negeri di wilayah Nusantara, seperti mahasiswa yang dari Ambon Maluku, Kalimantan, dan lainnya yang mendapatkan beasiswa kuliah program pendidikan TKA di kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sebagian mereka tinggal di asrama mahasiswa di jalan Sudirman Empat Manggalarang. Barokallah Amien.
Selasa, 14 November 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul chalim