Notification

×

Iklan

Iklan

Status Jam Gadang di Tanah Minang dan di Kota Suci Makkah

| November 25, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-26T06:17:10Z
Alkisah ketika kita tawaf di Sumatera Barat ada pesan dari warga Minang, bahwa para wisnu dan wisman belum sempurna, jika mereka tidak menyaksikan Jam Gadang di Bukit Tinggi setinggi 27 meter yang dibangun Ratu Belanda Wilhelmina pada tahun 1926. 

Jam Gadang tersebut buatan German yang ukuran garis tengah 80 cm, hanya ada dua di muka bumi, yang satunya berada di Inggris. Pada saat ini ada jam yang lebih besar lagi yang berukuran 80 x 80 m di atas Zamzam Tower di kota suci Makkah dengan ketinggian 530 mdpl. Jam Akbar tersebut diresmikan Raja Arab Saudi Tn Abdul Aziz pada awal bulan suci Ramadan 1432 / Agustus 2010, ketika itu kita sedang di kota Madinah.

Mungkin ada pertanyaan dari jamaah haji dan umrah ketika sedang berada di sekitar Masjid al-Haram dan ketika di tanah air. Kenapa arah jarum jam tersebut gerakannya bertolak belakang dengan gerakan umat Islam yang sedang melakukan tawaf di halaman Kakbah ? 

Hal semacam itu mungkin tidak pernah ditanyakan langsung para sahabat kepada Nabi Muhammad SAW ketika mereka masih hidup 14 abad yang silam. Termasuk jumlah tawaf di Kakbah sebanyak 7 kali, kenapa tidak cukup dua kali saja atau sampai sembilan kali ?

Masalah gerakan umat Islam tawaf di Kakbah tersebut, hal itu mengikuti gerakan Planet Rembulan ketika mengitari Bumi dan Planet Bumi ketika mengitari Planet Matahari. Adapun jumlah hitungan hari dalam kitab suci al-Quran ditetapkan sebanyak 7 hari, yaitu dengan sebutan nama hari Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Dalam sejarah kalender Masehi tercatat, bahwa hari Sabtu adalah awal hitungan tahun Masehi, 010101.

Dalam putaran waktu selama sehari semalam sudah ditetapkan sebanyak 24 jam. Setiap jam ditetapkan sebanyak 60 menit dan setiap menit sebanyak 60 detik. Atas dasar ketentuan waktu tersebut, seorang ahli matematika Islam dalam bidang astronomi Tn Abu Abdullah al-Battani (850-932) pernah menghitung, bahwa dalam setahun Masehi waktunya selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, plus 24 detik.

Selama ini hitungan waktu setiap tahun di muka bumi ternyata ada perbedaan antara hitungan Tahun Masehi dengan Tahun Hijriah dan Tahun China. Dalam hitungan tahun Hijriah selama 355 kali malam dan siang atau 50 kali hari Jumat. Sedangkan dalam hitungan Tahun China sebanyak 360 hari sama dengan Tahun Yahudi. Kisah tentang Pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur selama 309 tahun menggunakan hitungan tahun apa ? Afwan Wallahu aklam

Ahad, 26 November 23
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update