tegursapanews - "Apakah yang katakan terhadap laki-laki yang ditawarkan dunia dan harta, namun menolaknya? Dipukul dengan cambuk, namun bersabar," Kata Ibn Al-Mubarak.
Perkataan ini sesungguhnya mencerminkan sosok Abu Hanifah yang tidak tergila-gila pada jabatan. Padahal, setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan khilafah, beliau terus ditawarkan menjadi Qadhi negara.
Setiap kali ditawarkan itu pula sang Imam menolaknya. Bahkan, nyawa Abu Hanifah harus melayang karena bersikukuh menolak jabatan yang ditawarkan kepada beliau ini.
Mengenai penolakan sang Imam, sebuah riwayat datang dari Ismail bin Hammad bin Abu Hanifah.
Ia berkata "Aku bertemu ayahku di Kunasah, kemudian ia menangis, Ayah? ' Ia menjawab, wahai anakku, di tempat inilah kakekmu dipukul oleh Ibn Hubairah selama 10 hari. Setiap hari sebanyak 10 pukulan. Namun beliau tetap tidak mau memegang kepemimpinan Qadhi".
Pada masa kepemimpinannya, ketika Ibn Hubairah mendengar bahwa Abu Hanifah bersumpah tidak akan mau menerima jabatan Qadhi, ia berkata, "Sumpahnya bertentangan dengan sumpahku."
Ia lalu memerintahkan untuk mencambuk kepala Abu Hanifah sebanyak 10 kali hingga sang Imam mengalami luka-luka dan kepalanya tersobek.
Bersambung.....