tegursapanews - Ada sebuah kisah menarik yang menceritakan bagaimana sistem usaha atau perdagangan yang dilakukan Sang Imam. Pada suatu har, seorang wanita menghampiri Abu Hanifah. Di tangannya, terdapat sehelai kain sutera yang ingin dijualnya kepada sang Imam.
Abu Hanifah pun bertanya, "Berapa engkau menjualnya?"
Ia menjawab, "Seratus dirham."
"Tambahkanlah," Ucap sang Imam.
"Dua ratus?"
"Ini lebih mahal dari yang engkau katakan, tambahkanlah..... "
"Tiga ratus? "
"Tambahkan lagi..... "
"Apakah engkau memperolokku?" Perempuannya itu marah mersa diperolok,
Sang Imam menjawab lemah lembut, "Tidak..... Panggilan Dua orang saksi... " Di depan Dua orang laki-laki yang dipanggil sang perempuan untuk menjadi saksi, Abu Hanifah membeli kain tersebut seharga lima ratus dirham.
Pada kesempatan lain, seorang teman sang Imam memesan sehelai kain sutera. Ketika ia menghampiri toko Abu Hanifah, beliau berkata bahwa barang yang dimaksud sudah habis dan baru diambil setelah jumat.
Selesai sholat jumat, Laki-laki tersebut kembali menghampiri toko Abu Hanifah dan meminta suteranya. ia Bertanya "Berapa Harganya?"
Sang Imam menjawab, "satu dirham."
"Aku tidak menyangka, engkau akan memoermainkanku."
Subhanallah, beliau lalu mengucapkan jawaban yang sangat indah. Beliau berkata, "Tidak, aku tidak mempermainkanmu.
Aku membeli Dua helai kain dengan harga 21 dirham. Aku telah menjual salah satunya dengan harga 20 dirham, maka aku hanya menjual kain ini kepadamu dengan harga 1 dirham."
Bersambung.....