tegursapanews - Prinsip yang dijalankan Abu Hanifah menyebutkan bahwa keuntungan bukan semata-mata materi, namun lebih diperuntukkan sebagai bekal di akhirat kelak.
Obsesi beliau bukanlah Dunia, melainkan ridha Allah semata. Selain itu, keuntungan yang didapat Abu Hanifah tidak melulu digunakan untuk kepentingan sendiri.
Sebagaian besar keuntungan ternyata disedekahkan kepada fakir miskin, orang-orang yang membutuhkan, para ulama dan ahli Hadits.
Tujuannya pun mulia. Beliau ingin menjaga wibawah para Ulama agar jangan sampai terlihat miskin, melarat, dan serba kekurangan.
Konsep mulia beliau inipun dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, pakaian yang dipakai bukan pakaian murahan. Harganya bahkan di sebut-sebut mencapai 30 dirham.
Wewangian juga selalu mengiringi hari-hari sang Imam. Menurut beliau, zuhud bukan berarti miskin dan tidak memiliki apapun.
Zuhud diterapkan dalam konteks "mampu menggalikan harta yang ada di tangan. " Perlu digarisbawahi bahwa harta bagi beliau ditempatkan di tangan, bukan di hati.
Bersambung.....