Notification

×

Iklan

Iklan

65 (Enam Puluh Lima) Benturan Dengan Pemerintah Hingga Wafatnya Sang Imam

| Desember 21, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-21T11:41:32Z

tegursapanews -  Berada dalam keadaan gonjang-ganjing seperti ini, Abu Hanifah diminta menjadi Qadhi sebagai bukti loyalitasnya kepada Bani Umayyah. Sayangnya beliau menolak dengan keras, bahkan bersumpah tidak akan menerimanya. 

Ibn Hubairah pun mengancam dengan cambukan sementara Sang Imam bergeming, akhirnya beliau dipukul selama beberapa hari, secara berturut-turut. Luka yang dialami beliapun luar biasa. Bahkan, kepalanya terlihat seperti terbelah karena terus menerus dicambuk. 

Cambukan demi cambukan tidak mengubah pendapat Sang Imam. Air mata hanya mengalir dari kedua mata Abu Hanifah ketika beliau mengetahui ibundanya bersedih mendengar berita yang menimpa putra tercinta. 

Ketika suatu hari mendapat kesempatan melepaskan diri, Sang Imam pun lari Ke Mekkah. Di sana, beliau tinggal selama beberapa tahun sambil belajar kepada para ulama yang mewarisi ilmu secara langsung dari para sahabat. 

Abu Hanifah baru kembali ke Kufa ketika pemerintahan sudah berganti dan dipegang oleh Bani Abbasiyah. 

Rupanya, ujian hidup yang harus dialami Sang Imam tidak hanya sampai disini. Ketika Daulah Abbasiyah dipimpin Abu Jafar Al-Manshur, beliau kembali diminta menjadi Qadhi Daulah. 

Untuk kesekian kali pula Sang Imam menolaknya. Sang Khalifa pun marah, kemudian memerintahkan pasukan untuk mencambuk dan memenjarakan Abu Hanifah. 

Bersambung..... 
×
Berita Terbaru Update