Notification

×

Iklan

Iklan

Status Tanah Papua Museum Hidup Sejarah Nasional Bangsa Indonesia

| Desember 27, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-27T17:06:13Z
Kemarin kita mendengar kabar di media massa tentang Tn Lukas Enembe mantan Gubernur Papua yang wafat pada Selasa, 26 Desember 23 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Konon kabarnya beliau meninggalkan harta warisan kekayaan senilai Rp 33 miliar, seorang istri dan 3 orang anak. Kita ucapkan Selamat Jalan menghadap Tuhan, pada saat ini beliau sudah terlepas dari hukuman penjara di dunia ini.

Semasa hidup, tercatat beliau berstatus sebagai ketua Partai Demokrat Provinsi Papua, tokoh masyarakat yang naas terjerat kasus korupsi yang ditangani KPK. Beliau divonis hakim Tipikor dengan hukuman penjara selama 10 tahun berdasarkan pada bukti yang valid di dalam sidang di pengadilan negeri.

Atas dasar berita duka tersebut, kita lalu ingat percikan kisah menelusuri Bumi Cendrawasih yang berawal dari kota Rusa Merauke Papua Selatan pada Agustus 2015. Kemudian ke kota Sorong dan Raja Ampat di Papua Barat Daya yang dilanjutkan ke kota Manokwari Papua Barat pada Akhir Agustus dan Awal September 2019, kemudian terbang ke lembah Baliem Wamena Jayawijaya dan Timika pada awal Desember 2019. Dengan itu beberapa kali kita mendarat di Bandara Sentani Jayapura.
Masalah kasus korupsi di Bumi Cendrawasih, kita pernah mendengar obrolan warga Papua di pinggir jalan dan di warung kopi bahwa kasus korupsi banyak terjadi, tapi tidak tersentuh oleh aparat penegak hukum di daerah sampai ke pusat. Kasus korupsi Tn Lukas Enembe yang tertangkap KPK melalui kisah yang panjang, karena sulitnya dalam upaya membongkar beragam kasus korupsi di Tanah Papua.

Ketika kita membaca berita dan melihat Proyek Strategis Nasional di Tanah Papua seperti infrastruktur Jalan Trans Papua sepanjang 4.330 km dari kota Sorong sampai ke kota Merauke di masa Presiden Jokowi. Demikian pula Jalan darat dari Merauke ke Jayapura di perbatasan Papua Nugini sepanjang 1.098 km yang saat ini hampir tersambung semuanya.

Kisah tersebut menjadi dasar kita menerawang ke masa Hindia Belanda ketika dibangun jalan Daendels sepanjang 1000 km dari Anyer Jawa Barat ke Panarukan Jawa Timur pada abad ke 19 dengan sistem kerja rodi. Hal tersebut adalah upaya pemerintah Hindia Belanda untuk memudahkan angkutan massal di Tanah Jawa.

Demikian pula yang dilakukan Hindia Belanda membangun infrastruktur jalan darat dan rel kereta api di Pulau Sumatera, seperti rel kereta api dari Stasiun Panjang Lampung ke stasiun kota Prabumulih terus ke stasiun Kertapati Palembang dan Stasiun kota Lubuk Linggau di Musi Rawas sepanjang ratusan kilometer pada awal abad ke 20 yang dikerjakan orang Jawa.

Dalam hal ini, kita berkesimpulan tentang kisah sejarah bangsa Indonesia. Kalau ingin melihat profil masyarakat di Pulau Jawa dan Sumatra, termasuk Kalimantan dan Sulawesi sebelum Indonesia Merdeka. Datang dan saksikan saja profil masyarakat Papua pada saat ini. Dengan itu, Tanah Papua adalah museum hidup yang harus dijaga dengan sebaik mungkin tentang percikan sejarah nasional bangsa Indonesia. Wallahu aklam.

Rabu, 27 Desember 23
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update