Pagi ini, kita dapat postingan video via WA dari sahabat karib Tn Suharsana Drh tentang rekaman para petugas sampah melakukan demo di kantor Bupati Sidoarjo Jawa Timur pada Rabu, 20 Desember 23. Salah seorang peserta demo tersebut yaitu Tn Rudi yang berstatus sebagai Petugas pembuang sampah yang setia di RW 06 Manggalarang.
Alkisah pada awal abad ini, ketika berstatus sebagai ketua RT 21 RW 06 Desa Larangan Candi Sidoarjo Jawa Timur. Kita berulang kali menyampaikan kepada warga kampung, bahwa status petugas sampah di kampung kita lebih penting dan lebih utama dari status Bupati dan Walikota, termasuk Gubernur dan Presiden.
Andaikan Bupati Sidoarjo selama menjabat dua periode selama 10 tahun, dia tidak pernah lewat di kampung kita. Hal itu bukan masalah, tetapi jika petugas sampah yang keliling dan membuang sampah di depan rumah kita. Ketika beliau tidak lewat sepekan saja, maka sampah akan menumpuk dan baunya tidak sedap di hidung kita semua sepanjang hari dari pagi sampai sore dan pagi hari lagi.
Selama ini mungkin ada yang salah kaprah dalam administrasi di kampung. Tidak ada keputusan yang baku dari pejabat Ketua RT dan Ketua RW tentang upah yang laik bagi para petugas sampah. Sekaligus tentang kenaikan upah mereka secara otomatis setiap awal tahun, misalnya kenaikan pada saat perayaan HUT RI, pada bulan Agustus Rp 50.000,-
Kemarin menarik dikaji warga negara tentang opini dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Tn Chaedar Nashir masalah kriteria para calon pemimpin di Indonesia, seperti calon Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden, yaitu tokoh yang sangat peduli terhadap masalah sampah.
Kita sebagai warga negara bertanya. Kenapa petugas sampah di wilayah kabupaten Sidoarjo Jawa Timur yang jumlahnya ratusan orang demo di kantor Bupati. Mereka yang menuntut tarif pembuangan sampah di TPA tidak harus dinaikkan dari Rp 1.000.000,- ke angka yang fantastis Rp 4.000.000,- ?
Sesungguhnya semua tukang sampah itu adalah warga masyarakat yang berstatus sebagai Pahlawan dalam dunia kebersihan. Mereka Itu adalah saudara kita, saudara sekampung, saudara seiman, dan saudara se-bangsa, se-tanah air. Apakah hal ini sudah difahami dan dihayati oleh warga kampung ? Wallahu aklam.
Jumat, 22 Desember 23
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim
