Setelah diangkat sebagai Gubernur Mesir, 'Amru bin 'As menjadikan kota Fustat sebagai ibu Kota. Ia lalu membangun Madjid, yang hingga sekarang masih ada dinamakan Masjid Jami 'Amru bin 'As.
Rakyat Mesir sangat menyukai kepemimpinan 'Amru bin 'As yang adil, yang memberikan kebebasan dan kesejahteraan hidup bagi merdeka. Sebagai 'Amru bin 'As juga sangat menyukai watak dan karakter penduduk Mesir.
'Amru bin 'As menjadi Gubernur Mesir hingga Khalifah Ustmsn memutasinya. Kemudian setelah Khalifah Ustman Wafat dan terjadi fitnah besar antara Khalifah Ali bi Abi Thalib dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan , 'Amru nin 'As memilih berdiri di pihak Mu'awiyah.
Ia pun kembali menjadi Gubernur Mesir hingga menjelang Wafat setelah Mu'awiyah menjadi Khalifah.
Saat 'Amru bin 'As dalam kondisi sakratul maut, 'Amru bin 'As menangis seraya menghadapkan mukanya ke dinding. 'Abdullah bin 'Amru bin 'As pun berkata kepada Ayahnya, wahai Ayahku!
Tidakkah Rasulullah Saw memberi kabar gembira kepadamu tentang ini? Tidakkah Rasulullah Saw memberi kabar gembira itu?"
"Amru bin 'As lalu menghadapkan wajahnya kepad sang anak dan berkata, " Sesungguhnya hal yang paling utama untuk kita siapkan adalah dua kalimat Syahadat.
Aku pernah berada pada tiga kondisi. Aku telah melihat dalam mimpi, di mana tidak ada seorangpun yang sangat membenci Rasulullah Saw melebihi aku.
Sampai-sampai aku berniat ingin membunuhnya. Sekitar aku mati pada saat itu, tentulah aku menjadi penghuni neraka.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, 16 - Januari - 2024
UNIVERSAL INSTITUTE OF PROFESSIONAL MANAGEMENT
